Busi adalah komponen vital pada mesin motor, bisa dikatakan busi adalah jantungnya mesin motor, kenapa? Karena busi sebagai salah satu faktor yang menentukan hidup matinya motor. Tanpa busi maka mesin motor tidak akan dapat hidup, karena jelas tidak ada pembakaran campuran bahan bakar dan udara. dan karena itulah komponen yang pertama kali dicek ketika mesin mogok atau mati salah satunya adalah busi, apakah menghasilkan percikan bunga api atau tidak.
Konstruksi Busi Kendaraan
Busi memiliki konstruksi yang telah dirancang sedemikian rupa sehingga mampu bekerja dan menghasilkan percikan bunga api di ruang bakar yang tekanan dan suhunya sangat tinggi. Lalu bagaimanakah konstruksi busi tersebut?
Pada bagian atas busi merupakan terminal yang berfungsi sebagai penghubung kabel tegangan tinggi dari koil pengapian. Terminal ini juga berhubungan dengan elektroda tengah busi yang bahannya terbuat dari campuran nikel supaya tahan terhadap panas dan elemen perusak pada bahan bakar, pada elektroda tengah juga memiliki tembaga yang membantu dalam membuang panas.
Di beberapa busi elektrodanya terbuat dari campuran antara perak, paladium, platina, bahkan emas. Konstruksi busi tersebut dirangcang agar mampu memberi ketahanan erosi yang lebih besar dan menjaga agar busi dalam kondisi yang tetap bagus.
Elektroda tengah melewati suatu isolator atau penyekat yang terbuat dari keramik untuk mencegah korosi. Pada bagian luar bodi busi bagian atas memiliki bentuk hexagonal atau segi enam dan berfungsi dalam mengeraskan atau mengencangkan serta mengendorkan busi ketika hendak dilepas. Sedangkan pada bagia bawahnya terdapat ulir yang berfungsi supaya busi dapat disekrupkan pada kepala silinder. Di bagian ujung bawah pada busi terdapat elektroda sisi atau elektroda negatif yang dilas ke bodi busi sebagai jalur massa ketika terjadi percikan bunga api.
Busi memiliki dua tipe dudukan yaitu berbentuk datar dan berbentuk kerucut. Dudukan busi adalah bagian dari bodi busi di atas ulir yang berpasangan dengan kepala silinder. Dan jika dudukan busi tersebut berbentuk datar, maka ada cincin perapat atau sealing washer, sebaliknya jika dudukannya memiliki bentuk kerucut maka tidak ada cincin perapat. Sementara itu busi memiliki kemampuan untuk menghasilkan bunga api yang tergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah:
Bentuk Elektroda Busi
Elektroda busi yang berbentuk bulat akan menyulitkan loncatan bunga api, sedangkan elektroda busi yang berbentuk persegi dan juga runcing atau tajam akan memudahkan lompatan bunga api. Elektroda busi bagian tengah akan membulat jika busi dipakai dalam waktu lama, dan karena itu loncatan bunga api yang dihasilkan pun akan melemah, jadi loncatan bunga api yang lemah tidak hanya disebabkan karena platina pada pengapian konvensional, namun bisa dari businya sendiri. Jika elektroda busi tipis atau tajam akan memudahkan loncatan bunga api namun elektroda busi yang tipis atau tajam tersebut memiliki kerugian yaitu umur pemakaiannya lebih cepat karena lebih mudah aus.
Ukuran Celah Busi
Jika ukuran celah elektroda busi terlalu besar, maka percikan bunga api akan sulit meloncat dan tegangan sekunder yang dibutuhkan itu akan naik. Dan jika elektroda busi sudah aus maka celahnya akan bertambah dan percikan bunga api akan menjadi sulit sehingga menyebabkan terjadi kesalahan pada sistem pengapian.
Terkait ukuran celah busi, biasanya ada pertanyaan, berapa ukuran celah busi sepeda motor? celah elektroda busi untuk sepeda motor sekitar 0,6-0,7 mm, dan untuk lebih jelasnya lihat pada katalog busi. Gambar di bawah ini adalah contoh ukuran celah elektroda busi yang terlalu keciL, ukuran celah busi yang terlalu kecil akan menyebabkan bunga api menjadi lemah, elektroda menjadi cepat kotor.
Sedangkan jika celah elektroda busi terlalu besar (perhatikan gambar di bawah ini), akan menyebabkan kebutuhan tegangan listrik menjadi besar juga untuk dapat meloncatkan listrik hingga menjadi bunga api. Kemudian isolator-isolator juga akan cepat rusak karena terbebani dengan tegangan pengapian yang sangat tinggi. Dan jika sistem pengapian tidak bisa memenuhi kebutuhan busi yang normal, maka mesin akan berjalan atau hidup dengan tersendat-sendat ketika beban penuh. Ukuran celah busi yang terlalu besar juga menyebabkan mesin motor menjadi susah dihidupkan.
Tekanan Kompresi Mesin
Jika tekanan kompresi pada ruang silinder meningkat, maka bunga api menjadi semakin berat dan sulit untuk meloncat sehingga dibutuhkan tegangan yang lebih tinggi, dan ini tejadi ketika mesin bekerja dalam kondisi beban berat sementara kendaraan melaju dengan lambat dan kecepatannya rendah seperti pada jalan yang menanjak atau membawa beban yang maksimal.
Demikianlah artikel tentang mengenal konstruksi busi, jantungnya mesin motor semoga bermanfaat. Silahkan dishare yaaa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar