Relay adalah salah satu komponen pada sistem kelistrikan otomotif yang berfungsi untuk memperpanjang umur switch, selain itu relay juga berfungsi untuk memperkecil voltage drop karena sirkuit kelistrikan dapat diperpendek. Ada beberapa jenis relay yang digunakan pada sistem kelistrikan maupun sistem yang lain di kendaaan. Jenis-jenis relay yang kita kenal yaitu ada relay tipe normally closed (relay menutup), relay tipe normally open (relay membuka), relay kombimasi (membuka dan menutup), dan relay 2 langkah. Pada artikel ini Guru Otomotif akan membahas cara kerja dari keempat jenis relay tersebut. Sehingga kita akan tahu bagaimana perbedaan dari keempat jenis relay tersebut.
Relay Tipe Normally Closed (Relai Menutup)
Pada relay jenis normali closed ini, magnet listrik berfungsi untuk memutuskan hubungan pada arus utamanya ke beban. Cara kerja relay tipe normally closed adalah ketika arus listrik belum mengalir pada magnet (terminal nomor 86 dan 85) maka posisi tuas saklar terhubung (terminal nomor 30 dan 87 terhubung) dan relay belum aktif. Kemudian jika arus listrik mengalir pada magnet (terminal 86 dan 85 dialiri listrik), maka tuas saklar akan tertarik ke bawah sehingga antara terminal nomor 30 dan 87 tidak terhubung kembali.
Sebagai catatan: terminal 86 dan terminal 85 selalu dihubungkan pada kabel positif dan negati karena untuk mengaktifkan magnet. Sedangkan terminal 30 dari sumber tegangan seperti baterai. Sementara itu terminal 87 menuju ke beban.
Relay tipe menutup atau normally closed ini digunakan pada rangkaian-rangkaian pengaman seperti di kipas pendingin yang menggunakan listrik, atau pada rangkaian pengaman sistem AC kendaraan.
Relay Tipe Normally Open (Relay Membuka)
Relay jenis normali open atau relai membuka ini berfungsi untuk mengalirkan listrik atau menghubungkan dengan bebannya. Cara kerja relay tipe normally open berkebalikan dengan relay tipe normally closed. Cara kerja dari relay normally open adalah ketika magnet listrik belum dialiri listrik (terminal nomor 86 dan 85), maka posisi saklar terbuka (terminal 30 dan 87 tidak terhubung) dan sampai di sini relay belum bekerja. Kemudian jika ada arus listrik pada magnetnya (terminal 86 dan 85), maka tuas saklar akan tertarik ke bawah oleh magnet tersebut sehingga terminal 30 dan 87 menjadi terhubung dan relay aktif.
Sebagai catatan: terminal 86 dan terminal 85 selalu dihubungkan pada kabel positif dan negati karena untuk mengaktifkan magnet. Sedangkan terminal 30 dari sumber tegangan seperti baterai. Sementara itu terminal 87 menuju ke beban.
Relay Tipe Kombinasi
Jenis relay yang ketiga adalah relay kombinasi, jenis ini menggabungkan cara kerja relay tipe normally closed dan relay tipe normally open. Pada relay tipe kombinasi ini ada terminal arus utama (terminal 30) yang dihubungkan ke beban (terminal 87 dan terminal 87a). Dengan dua terminal ini relay tipe kombinasi dapat dijadikan relay membuka dan menutup.
Cara kerja relay tipe kombinasi adalah ketika arus listrik belum mengalir ke magnet (terminal 86 dan 85) maka posisi tuas saklar berada di atas (terhubung dengan terminal 87). Kemudian ketika ada arus listrik pada magnet (ada arus listrik pada terminal 86 dan 85) maka tuas saklar tertarik ke bawah sehingga terhubung dengan terminal 87a.
Relay Tipe 2 Langkah
Jenis relay yang terakhir adalah relay 2 langkah, pada relay 2 langkah memiliki kontak pemutus dan 2 terminal arus utama yang dapat dihubungkan ke beban (yaitu terminal 56a dan terminal 56b), arus utama pada terminal 30 juga dijadikan arus pengendali. Relay tipe 2 langkah ini dipakai pada lampu kepala dengan lampu dim.
Demikianlah artikel tentang cara kerja relay tipe normally closed, normally open, kombinasi, dan relay 2 langkah, semoga bermanfaat dan dapat dipahami. Silahkan dishare
Tidak ada komentar:
Posting Komentar