Sistem EFI (Electronic Fuel Injektion) atau jika pada honda istilahnya adalah PGM-FI, adalah sebuah teknologi yang dirancang untuk melakukan penyemprotan bahan bakar dengan jumlah dan waktu yang ditentukan sesuai dengan kondisi kerja mesin dan berdasarkan informasi-informasi dari berbagai sensor. Pengaturan koreksi perbandingan bahan bakar dan udara adalah penting agar mesin dapat tetap bekerja dengan sempurna pada semua kondisi kerja. Dan maka dari itu adanya sensor-sensor yang memberi informasi akuran tentang kondisi mesin sangat menentukan performa kerja mesin EFI.
Semakin lengkap sensor-sensor yang dipasang pada mesin makaakan semakin baik pendeteksian kondisi mesin seperti suhu, tekanan, kandungan gas, putaran, getaran mesin dan sebainya, sobat dapat membacanya pada artikel macam-macam sensor EFI pada sepeda motor. Infotmasi-informasi tersebut bermanfaat untuk ECU untuk digunakan dalam memberi perintah yang tepat kepada aktuator yaitu injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar, dan sebagainya. Lalu bagaiman cara kerja mesin EFI pada sepeda motor? berikut ini artikel Guru Otomotif akan bahas berdasarkan kondisi kerjanya.
Saat Penginjeksian
Penginjeksian pada mesin EFI sepeda motor pada umumnya dilakukan di ujung intake manifold sebelum katup masuk. Dan oleh karena itu pada saat penginjeksian tidak harus sama persisi dengan percikan bunga api pada busi, yaitu beberapa derajat sebeum Titik Mati Atas atau TMA yakni pada akhir langkah kompresi. Saat penginjeksian tidak menjadi masalah walaupun terjadi pada langkah hisap, kompresi, usaha, bahkan langkah buang. Karena penginjeksian terjadi sebelum katup masuk. Artinya saat terjadinya penginjeksian tidak langsung masuk ke ruang bakar selama katup masuk tersebut dalam posisi menutup. Bahan bakar yang telah diinjeksikan tersebut tetap menunggu katup masuk membuka baru masuk ke dalam ruang bakar.
Sedangkan lamanya penginjeksian akan bervariasi tergantung dari kondisi kerja mesin. Semakin lama penginjeksian maka jumlah bahan bakarnya semakin banyak. Dengan demikian maka seiring naiknya putaran mesin, lamanya injeksi akan semakin bertambah karena bahan bakar yang diperlukan semakin banyak.
Cara kerja Ketika Mesin EFI Dingin
Pada saat mesin dingin, maka dibutuhkan bahan bakar dengan jumlah yang banyak. Hal ini karena penguapan bahan bakar masih rendah dalam suhu dingin. Untuk memperkaya atau menambah jumlah bahan bakar, pada mesin EFI dilengkapi dengan sistem pendinginan air yang terdapat sensor temperatur air pendingin. Sensor ini akan mendeteksi kondisi air pendingin mesin ketika mesin masih dingin. Temperatur air pendingin dideteksi dan dirubah menjadi sinyal listrik dan dikirim ke ECU. Kemudian ECU akan mengolah dan memberi perintah kepada selenoid injektor agar bahan bakar disemprotkan lebih lama (lebih banyak).
Sedangkan pada mesin yang tidak dilengkapi dengan sensor pendingin air, maka sensor yang dipakai untuk mendeteksi kondisi mesin dingin adalah sensor temperatur oli mesin dan sensor temperatur udara. Pada saat mesin dingin kerapatan udara lebih padat sehingga jumlah molekul udara akan lebih banyak dari pada temperatur saat mesin panas.
Cara kerja Mesin EFI Pada Putaran Rendah
Pada putaran rendah dan suhu mesin sudah mencapai suhu kerja, ECU akan mengontrol dan memberi sinyal tegangan ke injektor dengan cepat atau sebentar saja, karena jumlah udara yang dideteksi oleh MAP sensor dan sensor posisi katup gas masih sangat sedikit. Hal ini bertujuan agar dimungkinkan tetap terjadi perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang tepat.
Posisi katup gas masih menutup pada saat putaran langsam. Dan oleh karena itu aliran udara dideteksi oleh saluran khusus untuk stasioner. Pada mesin EFI sepeda motor pada umumnya masih menggunakan sekrup penyetel (air idle adjusting screw) untuk putaran stasionernya.
Cara kerja Mesin EFI Pada Putaran Menengah dan Tinggi
Ketika putaran gas dinaikkan dan kondisi mesin normal, maka ECU akan menerima sinyal dari sensor posisi katup gas (TPS) dan MAP sensor. TPS akan mendeteksi bukaan katup throttle yang semakin naik. Dan pada saat ini deteksi yang didapat oleh sensor tersebut menunjukkan jumlah udara yang masuk semakin banyak. Sensor-sensor tersebut akan memberi infomasi kepada ECU dalam bentuk sinyal listrik. Kemudian ECU akan mengolahnya dan memberi perintah kepada selenoid injektor dengan waktu yang lebih lama.
Selain itu saat pengapian juga otomatis dimajukan agar tetap mencapai pembakaran yang optimal, dan informasi ini diperoleh berdasarkan sensor putaran rpm.
Cara kerja Mesin EFI Pada Saat Akselerasi
Ketika sepeda motor berakselerasi atau digas dengan serentak, maka volume udara juga akan bertambah dengan cepat. Karena bahan bakar lebih berat dari pada udara, maka untuk sementara akan terjadi keterlambatan bahan bakar sehingga campuran menjadi kurus. Dan untuk mengatasi hal itu, pada sistem bahan bakar konvensional ada sistem akselerasi yang akan menyemprotkan bahan bakar melalui saluran khusus. Sedangkan pada mesin EFI tidak membuat koreksi khusus selama akselerasi. Kenapa? Karena dalam sistem EFI bahan bakar yang ada di dalam saluran sudah bertekanan tinggi. Adanya perubahan jumlah udara secara tiba-tiba saat akselerasi akan dideteksi oleh MAP sensor. Semakin tinggi tekanan udara yang dideteksi maka akan semakin banyak jumlah udara yang masu ke intake manifold. Sehingga selama proses akselerasi tidak akan terjadi proses keterlambatan pengiriman bahan bakar karena bahan bakar sudah bertekanan tinggi dengan serentak akan diinjeksikan sesuai perubahan volume udara yang masik.
Demikianlah artikel tentang cara kerja sistem efi pada sepeda motor pada semua kondisi mesin, semoga mudah dipahami dan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar