Sabtu, 31 Desember 2016

Pakai 3 Cara Terbaik Ini Agar Aki Mobil Anda Lebih Awet


Aki merupakan bagian penting dari mobil. Adanya aki bisa membuat mesin mobil Anda menyala hingga melaju. Maka jika aki mobil Anda mengalami kerusakan, sudah dipastikan mobil Anda tidak akan bisa menyala apalagi melaju dan mengantarkan Anda pada tempat tujuan yang Anda inginkan. 

Lebih dari itu aki juga berfungsi untuk memaksimalkan kinerja mobil Anda. Karena jika terjadi kerusakan pada aki, mogok atau matinya mesin secara mendadak merupakan akibat yang harus Anda terima. Dengan demikian, pastikan Anda merawat aki mobil Anda, dengan 3 cara terbaik yang bisa membuat aki Anda bertahan lebih lama. 3 cara berikut adalah:


1. Sering Periksa Aki Mobil Anda

Service mobil tentu saja merupakan salah satu perawatan bagi mobil Anda. Dengan demikian, pastikan karyawan dibengkel kepercayaan Anda memeriksa aki Anda dan membersihkan aki secara rutin. Dengan demikian aki tidak akan mudah berkarat dan lebih awet. Lakukan pula pengecekan beban penggunaan aki secara berkala, serta jenis perawatan aki lainnya secara rutin. 

2. Pastikan Aki Di Charge Penuh Namun Tidak Over

Cara merawat aki lainnya yang bisa membuat aki bertahan lebih lama adalah dengan memastikan bahwa aki telah di charge penuh sebelum digunakan. Apalagi jika mobil sudah lama tidak digunakan. Jangan sampai menggunakan mobil dalam keadaan aki belum di charge. Namun, jangan berlebihan pula dalam mengcharge aki mobil Anda. Hal ini justru membuat komponen pada aki lebih mudah rusak. 

3. Rutin Memanaskan Mobil

Cara lain yang bisa dilakukan dalam merawat aki adalah dengan rutin memanaskan aki mobil meski sedang tidak akan digunakan. Dengan demikian ini bisa memperpanjang usia aki. 

4. Matikan Komponen Elektronik Lain Pada Mobil Sebelum Mematikan Mesin Mobil

Sebelum mematikan mesin mobil Anda, pastikan lampu depan, lampu belakang, radio, dll, dalam keadaan mati. Setelah itu baru matikan mesin Anda. Ini juga bisa membantu memperpanjang usia aki Anda

Sebagai peralatan yang memiliki fungsi yang sangat penting, merawat aki tentu saja menjadi satu kewajiban tersendiri bagi Anda pemilik mobil. Apalagi, aki dibandrol dengan harga yang lumayan tinggi, namun jangan sampai melupakan untuk merawat kondisi mobil secara keseluruhan juga. Dengan demikian apabila kamu dapat merawat mobil kamu dengan baik, hal itu sama halnya dengan menghemat uang Anda sendiri.

Rabu, 07 Desember 2016

Cara Memarkir Mobil Saat Berhenti Darurat di Bahu Jalan

Cara memarkir mobil saat berhenti darurat di bahu jalan  - Terkadang yang namanya musibah tidak terduga, seperti ban bocor atau mogok yang bisa saja terjadi di tengah perjalanan. Bagi pengemudi mobil ketika kendaraannya harus berhenti di pinggir jalan atau di bahu jalan karena mogok atau hal lain, maka sebisa mungkin sebaiknya mobil dibawa ke area yang aman dari pengguna jalan lain. Hal ini di maksudkan agar mobil yang mogok atau berhenti di pinggir jalan tidak tertabrak pengendara lain.

Banyak kasus kecelakaan yang diakibatkan oleh pengendara mobil yang memarkirkan mobilnya yang sedang mogok di pinggir jalan tanpa memberi tanda, sehingga pengendara lain yang sedang melaju tidak mengetahui adanya mobil yang sedang diperbaiki di pinggir jalan atau di bahu jalan tersebut. Oleh karena itu jika sobat Guru Otomotif mengalami suatu hal ketika sedang mengendarai mobil dan terpaksa mobilnya diberhentikan di pinggir jalan atau bahu jalan untuk diperbaiki, maka perhatikanlah beberapa hal berikut ini agar terhindari dari tertabrak pengendara lain. Tips memarkir mobil saat berhenti darurat di bahu jalan:


  1. Parkirkan kendaraan atau mobil di bahu jalan dengan posisi setengah badan di rumput atau tanah, dan ban sebelah kanan lainnya di bahu jalan. Dan jika memungkinkan tempatkan kendaraan  sepenuhnya di area tanah atau rumput.
  2. Semua penumpang sebaiknya keluar dari mobil, kemudian pindah ke tepi jalan pada tempat yang sekiranya aman, hal ini untuk menghindari terjadinya tabrakan. Terlebih di jalanan kota dimana bahu jalan sering dijadikan jalur cepat untuk pengendara-pengendara sepeda motor yang tidak mau mengantri.
  3. Sebagai tanda bahaya, sebaiknya pasang segitiga pengaman di belakang mobil dengan jarak minimal 25 meter. Hal ini bertujuan agar pengendara lain dari arah belakang tahu akan adanya mobil yang mogok atau dalam kondisi darurat di bahu jalan.
  4. Jika sobat tidak tahu cara memperbaiki kerusakan pada mobilnya, tidak perlu panik dan tunggulah petugas patroli atau carilah bengkel terdekat dengan meminta bantuan orang lain.

Demikianlah artikel tentang cara memarkir mobil saat berhenti darurat di bahu jalan, semoga artikel ini bermanfaat.

Fungsi dan Cara Kerja Air Flow Meter (IATS) Tipe Vane

Fungsi dan cara kerja air flow meter tipe vane – Pada kendaraan yang telah menggunakan mesin EFI terdapat komponen yang bernama Air Flow Meter atau yang juga dikenal dengan IATS (Intake Air Temperatur Sensor). Aiv flow meter atau IATS merupakan salah satu sensor pada mesin yang sudah menggunakan EFI. Selain air flow meter masih terdapat sensor yang lain pada mesin EFI seperti Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor, Water Temperature Sensor (WTS), dan lain-lain. Air flow meter berfungsi untukmendeteksi volume udara yang masuk. Sedangkan sinyal pada air flow meter ini berfungsi untu menghitung lamanya injeksi yang diberikan dan sudut pengajuan pengapian dasar.

Air flow meter ada dua tipe yaitu tipe vane dan tipe optical kaman vortex. Pada artikel ini Guru Otomotif akan membahas fungsi dan cara kerja air flow meter tipe vane. Air flow meter tipe vane terdiri dari beberapa komponen berikut ini:

Cara Kerja Air Flow Meter (Intake Air Temperatur Sensor)
Jika udara dari saringan udara masuk melalui air flow meter, maka measuring plate akan terbuka hingga gaya yang menekan measuring plat seimbang dengan gaya pegas pembalik.
Potensiometer yang dipasang pada satu poros dengan measuring plate berfungsi untuk merubah volume udara yang masuk menjadi sinyal tegangan yang dikirim ke ECU. Damping chamber dan compensation plate bekerja supaya measuring plate tidak bergetar ketika volume udara yang masuk mengalami perubahan secara mendadak.

Sekrup Penyetel Capuran Idle
Idle mixture adjusting screw (sekrup penyetel campuran idle) terletak pada saluran by-pass. Sekerup ini digunakan untuk menyetel volume udara yang masuk yang tidak melewati measuring plate, dan sekrup ini digunakan untuk menyetel campuran idle. Namun pada mesin tertentu yang dilengkapi dengan air flow meter yang diseal dengan sumbat alumunium maka sekrup penyetel campuran idle nya tidak dapat disetel.

Ada dua jens atau tipe air flow meter model vane ini yaitu tipe 1 dan tipe 2. Perbedaan keduanya terletak pada sirkuit kelistrikannnya. Pada tipe 1 tegangan VS akan turun jika volume udara yang masuk bertambah. Sedangkan pada tipe 2 tegangan VS akan naik jika volume udara masuk bertambah.

Tipe 1
Pada ECU terdapat suatu rangkaian tegangan tetap yang mensuplai tegangan konstan 5 volt ke terminal VC air flow meter. Kemudian tegangan output pada terminal VS selalu menunjukkan sudut pembukaan measuring plate yang tetap, sehingga penunjukkan volume udara yang masuk menjadi tepat.

Tipe 2
Sedangkan pada tipe 2 ini, air flow meter mendapat suplai tegangan baterai dari terminal VB. Air flow meter tipe ini tidak memiliki tegangan konstan (5 volt) yang disuplai dari ECU sebagaimana pada tipe 1, sehingga tegangan yang ditentukan oleh perbandingan tahanan resistor diantara VB dan VC dan juga diantara VC dan E2 menjadi input untuk engine ECU melalui terminal VC. Hal ini berakibat walaupun ketika tegangan VS dipengaruhi oleh perubahan tegangan baterai, namun ECU dapat mendeteksi volume udara yang masuk dngan tepat melalui rumus: (VB - E2) / (VC – VS).

Demikianlah artikel tentagng fungsi dan cara kerja air flow meter (iats) tipe vane, semoga bermanfaat dan dapat dipahami.

Selasa, 06 Desember 2016

Berbahayakah jika sering ganti oli mesin kendaraan?

Berbahayakah jika sering ganti oli mesin kendaraan – Oli mesin memiliki peran yang sangat vital bagi kendaraan. Oli mesin berfungsi untuk mencegah terjadinya gesekan antara komponen satu dan lainnya yang bersinggungan, dimana gesekan komponen tersebut dapat menyebabkan keausan. Oleh karena itu pada komponen yang saling bergesekan atau bersinggungan diberi oli agar tidak mudah aus dan untuk mencegah goresan. Oli mesin ibarat minum saat kita makan, tanpa minum kita dapat tersedak saat makan.

Ada beberapa jenis oli berdasarkan fungsinya, oli mesin tidak sama dengan oli kompresor pada sistem AC, dan lain sebagainya. Oli tidak selamanya bisa dipakai, karena oli jika sudah lama dipakai akan kotor dan kekentalannya semakin berkurang, bahkan jumlah oli pun bisa berkurang seiring pemakaian kendaraan. Oli harus diganti secara rutin, biasanya ada spesifikasi tertentu pada oli, misalnya setiap 20.000 km sekali harus diganti oli, atau sebulan sekali diganti oli, dan semua itu tergantung dari jenis oli yang digunakan. Biasanya penggantian oli dilakukan pada saat kita melakukan servis rutin. Dengan penggantian oli maka kinerja kendaraan kita dapat optimal. Dan jika oli tidak diganti sampai oli itu nyaris habis bahkan habis, maka akibatnya sangat fatal. Silahkan sobat Guru Otomotif baca artikel tentang bahaya telat mengganti oli mesin kendaraan.


Ada pemilik kendaraan yang kadang mengganti jenis atau merek oli yang digunakan. Yang hal tersebut menimbulkan pertanyaan, berbahayakah jika kita mengganti merek atau jenis oli? Di artikel ini Guru Otomotif akan membahas dampak sering gonta ganti oli mesin kendaraan.

Perlu diketahui bahwa oli yang terdapat di Indonesia sangat beragam mereknyaa, dari oli jenis mineral sampai full syntetic. Dan karena beragamnya merek oli maka banyak pemilik kendaraan yang mencoba berganti-ganti oli mesin untuk kendarannya.

Menurut salah seorang mekanik bengkel di Jogja, sering ganti oli mesin pada kendaraan itu tidak berhaya. Karena yang penting adalah setiap bulan ganti oli sekali dan perlu diperhatikan kadar kekentalan oli yang digunakan, dan itu harus disesuaikan dengan mesin kendaraannya. Misalnya mesin motor matic harus menggunakan oli matic, dan motor manual harus menggunakan oli manual.

Selain itu, faktor yang membedakan setiap oli adalah kualitasnya, jadi jika kita berganti merek oli maka kualitas oli yang berubah. Sedangkan hal tersebut tidak membahayakan mesin kendaraan selama oli tersebut adalah asli dan resmi dan bukan oli palsu.

Namun menurut Product Deputy Department Head PT Federal Karyatama, yakni Mardiani Indriastuti, bahwa semua oli dari merek-merek oli yang terkenal sebenarnya sudah bagus karena formulanya telah disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan. Namun masing-masing merek oli memiliki formula yang berbeda sesuai dengan keunggulan masing-masing. Jika sering gonta-ganti merek oli maka dikhawatirkan ada perbedaan senyawa yang dapat menimbulkan efek kurang bagus pada mesin kendaraan.

Jika bisa jangan sering ganti-ganti oli mesin kendaraan, namun jikapun ingin mencoba merek-merek oli yang lain sebaiknya lakukan flashing terlebih dahulu, yaitu dengan cara mengganti oli lama dengan merek oli yang baru kemudian hidupkan mesin dan di gas tinggi, lalu buang oli yang baru saja dimasukkan tersebut untuk memastikan sisa-sisa oli lama yang tercampur dengan oli terbaru dapat terbuang semua. Kemudian isi kembali oli yang baru.
Demikianlah artikel tentang berbahayakah jika sering ganti oli mesin kendaraan?, semoga bermanfaat dan mudah dipahami. Silahkan dibagikan.

Bahaya Telat Mengganti Oli Mesin Kendaraan

Bahaya telat mengganti oli mesin kendaraan – Oli atau pelumas berfungsi untuk melumasi komponen-komponen pada mesin yang saling bergesekan. Tujuan dari pelumasan yaitu agar komponen yang bergesekan tersebut tidak terkikis atau cepat aus. Hal ini ibarat ketika kita makan telur namun tidak minum, pasti akan membuat “seret”, nah oli ibarat air minum.

Di dalam mesin kendaraan terdapat banyak sekali komponen yang saling bergesekan, misalnya pada transmisi, piston, dan sebagainya. Komponen-komponen tersebut harus mendapat pelumasan agar tidak cepat aus yang dapat menurunkan kinerja mesin. Pelumas atau oli pun harus rutin diganti karena oli semakin lama digunakan akan semakin turun kadar kekentalannya, bahkan semakin habis karena menguap. Penggantian oli biasanya dilakukan bersamaan dengan servis kendaraan, ada yang 1 bulan sekali, atau setiap 20.000 km sekali, dan sebagainya tergantung pada spesifikasi oli yang digunakan dan juga kendaraannya.


Namun bagi sebagian orang, terkadang lupa dalam mengganti oli entah karena kesibukan atau karena hal lain. Padahal telat mengganti oli dapat menimbulkan dampak pada mesin kendaraan itu sendiri, inilah bahaya telat mengganti oli mesin kendaraan:

Yang pertama adalah mesin akan menjadi kasar, dampak dari telat mengganti olisalah satunya adalah mesin menjadi tidak seperti biasanya, karena lebih kasar. Oli yang berkurang pada mesin juga menyebabkan munculnya getaran pada mesin. Dan jika semakin berkurang maka dampaknya juga semakin parah.

Dampak telat mengganti oli berikutnya adalah mesin menjadi terlalu panas atau overheating  . Hal ini karena fungsi oli sendiri yaitu untuk mendinginkan mesin. Jika kondisi oli sudah jelek atau volume oli hampir habis maka oli tidak dapat mendinginkan komponen-komponen mesin yang bergesekan tersebut, proses pendinginan mesin pun terganggu. Sehingga suhu mesin akan lebih cepat panas. Dan jika dibiarkan terus menerus dapat menimbulkan kerusakan pada kepala silinder yang melengkung dan mengakibatkan motor menjadi mati (istilah dibengkelnya ngancing).

Dampak telat mengganti oli selanjutnya yaitu bahan bakar menjadi boros, hal ini karena gesekan antar komponen pada mesin menjadi kasar dan keras. Ketika gesekan antar komponen pada mesin kasar maka tarikan mesin pun menjadi berat dan membutuhkan konsumsi bahan bakar yang lebih banyak, akibatnya bahan bakar menjadi boros.

Dampak berikutnya dari terlambat mengganti oli adalah performa mesin menjadi berkurang. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa ketika oli berkurang maka gesekan antar komponen pada mesin semakin kasar dan keras, maka tenaga yang seharusnya dipindahkan ke roda menjadi berkurang akibat hilang pada gaya gesek, sehingga performa mesinpun akhirnta menjadi turun.

Yang paling parah dampak dari telat mengganti oli adalah mesin akan mati jika oli pada mesin benar-benar habis lantaran jarang di cek atau diganti. Oli yang benar-benar habis membuat permukaan komponen pada mesin menjadi kering, dan jika komponen yang kering tersebut saling bergesekan maka lama kelamaan akan ngancing, piston tidak dapat bergerak. Dan jika semakin di paksa maka dapat merusak komponen mesin seperti setang piston, pena piston, transmisi, dan komponen lain pada mesin. Jika sudah demikian parahnya maka tidak ada yang dapat dilakukan selain turun mesin alias membongkar total mesin kendaraan. Komponen-komponen pada mesin yang rusak kemudian harus diganti. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan pun semakin membengkak, karena untuk turun mesin dan untuk mengganti komponen-komponen yang rusak pada mesin.


Dari artikel di atas tentang  bahaya telat mengganti oli mesin kendaraan tentu kita dapat mengambil pelajaran, niatnya menghemat dengan tidak mengganti oli justru ternyata malah boros karena resiko rusaknya mesin semakin besar. Oleh karena itu taatilah rambu-rambu pemakaian kendaraan dan oli mesin. Jika menurut petunjuknya oli harus diganti setiap 5000 kilometer, maka gantilah. Dengan begitu insyaAllah mesin atau kendaraan akan terjaga performanya dan menambah umur pakai kendaraan tersebut. Demikian semoga bermanfaat.

Sabtu, 03 Desember 2016

Peralatan-Peralatan yang Sebaiknya Disediakan Pada Mobil

Peralatan-peralatan yang sebaiknya disediakan pada mobil – Kita tidak pernah tahu apa yang mungkin bisa terjadi ketika mengemudi mobil, terlebih dalam perjalanan jauh. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melakukan perjalanan dengan mobil biasakan untuk memeriksa semua kondisi mobil, mulai dari tekanan angin ban, kerja rem, kopling, sistem penerangan, klakson, jumlah bahan bakar, dan sebagainya. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu pengemudi sebaiknya juga membawa ban cadangan dan beberapa alat lain yang tidak kalah pentingnya walaupun disepelekan banyak pengemudi mobil. Apa sajakah alat-alat yang biasa dibutuhkan pada saat darurat dalam perjalanan menggunakan mobil?

Senter
Senter sangat penting untuk dibawa selama perjalanan menggunakan mobil, walaupun di siang hari. Dan tidak perlu senter yang besar, cukup senter kecil model LED yang sebaiknya dibawa. Senter LED dapat tahan lama dan juga praktis. Hal ini untuk membantu jika terjadi gangguan pada kendaraan di malam hari maupun di siang hari, karena di siang haripun senter dapat membantu jika kita melakukan perbaikan pada komponen mesin bagian dalam yang tidak terjangkau cahaya matahari.


Pengukur Tekanan Ban
Pengukur tekanan ban juga penting untuk dibawa, alat ini berfungsi untuk mengetahui tekanan ban. Pengukur tekanan ban juga mudah didapatkan karena tersedia di pasaran.

Peralatan Ganti Ban
Peralatan-peralatan untuk mengganti ban juga penting di bawa, karena walaupun kita membawa ban serep tapi kalau tidak membawa peralatan ganti ban maka sia-sia saja kita membawa ban serep. Peralatan ganti ban diantaranya adalah dongkrak, kunci pas dan ban serep tentu saja.

Segitiga Peringatan
Segitiga peringatan bermanfaat jika sewaktu-waktu mobil yang dikendarai mogok di tengah jalan atau harus berhenti di pinggir jalan, dengan adanya segitiga peringatan maka dapat memberikan tanda kepada pengendara lain agar hati-hati karena keberadaan kita. Selain itu segitiga peringatan juga memantulkan cahaya lampu sehingga sangat membantu di malam hari untuk menghindari resiko ditabrak pengendara lain.

Buku Manual
Buku manual juga penting dibawa karena untuk mencari informasi berkaitan dengan gejala yang dialami mobil, atau untuk mencari informasi berkaitan dengan spesifikasi komponen-komponen mobil yang rusak. Terlebih buku manual mobil saat ini juga tersedia dalam bentuk pdf yang dapat disimpan di dalam hp dan lebih praktis.

Pisau Lipat Sebaguna
Pisau lipat yang ada obeng kecil, dan lain sebagainya juga perlu di bawa. Misalnya untuk mengendorkan atau mengencangkan baut-baut, memotong kabel pada sistem kelistrikan atau penerangan,dan sebagainya.

Sekering Cadangan
Membawa sekering cadangan dalam perjalanan  juga penting. Sekering akan dibutuhkan saat terjadi konsleting pada rangkaian kelistrikan. Namun sekering yang di bawa juga sebaiknya bermacam-macam kapasitasnya, mulai dari 5 hingga 30 ampere. Hal ini karena kapasitas sekering yang digunakan pada mobil berbeda-beda.

Kabel Jumper dan Selotip
Kabel jumper dan selotip sangat berguna jika terjadi troubel pada sistem kelistrikan atau penerangan. Atau bahkan untuk mendeteksi kerusakan pada mesin EFI juga dibutuhkan kabel jumper. Nah kedua alat ini sebaiknya dibawa dalam mobil.

Kotak P3K
Kotak p3k tentunya harus diisi obat-obatan yang biasa diperlukan seperti anti mual, dan sebagainya. Ini penting untuk dibawa apalagi yang membawa anak-anak dalam perjalanan.
Demikianlah artikel tentang peralatan-peralatan yang sebaiknya disediakan pada mobil, semoga bermanfaat. Jika ada tambahan silahkan disampaikan melalui kolom komentar di bawah ini.

Bolehkah Mengisi Radiator Kendaraan Dengan Air Biasa?

Bolehkah mengisi radiator kendaraan dengan air biasa – Beberapa pemilik sepeda motor atau bahkan mobil terkadang lebih memilih menggunakan air biasa dari pada cairan coolant untuk mengisi radiatornya. Alasannya adalah hemat biaya dan lebih praktis karena mudah ditemukan dari pada menggunakan coolant. Dari segi fungsi, radiator adalah komponen pada sistem pendingin yang berfungsi untuk mendinginkan mesin agar mesin selalu berada pada temperatur kerja. Lalu bolehkah mengisi radiator menggunakan air biasa dan bukan coolant? Simak jawabanya pada artikel Guru Otomotif berikut ini.

Air radiator bersirkulasi di dalam sistem pendingin, air radiator bersirkulasi dari pompa radiator, kemudian mengalir ke saluran air radiator di dalam mesin dan melalui selang by pass jika temperaturnya masih berada pada temperatur kerja. Jika temperaturnya meningkat maka air radiator bersirkulasi ke radiator (untuk didinginkan) kemudian kembali ke sistem untuk terus bersirkulasi. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa air radiator selalu bersirkulasi dan berhubungan langsung dengan komponen sistem pendingin. Nah jika air radiator diisi dengan air biasa maka sebetulnya hal itu akan merugikan. Kenapa? Karena air biasa akan memberi dampak buruk pada sistem pendingin itu sendiri, air biasa dapat memunculkan karat pada sistem pendingin. Hal ini karena air biasa tidak mengandung zat anti karat sebagaimana pada coolant.


Selain memunculkan karat, air biasa juga kurang maksimal dalam menghantarkan panas. Sehingga proses pendinginan mesin menjadi kurang maksimal. Mesin akan cepat panas dan jika tetap dibiarkan menggunakan air biasa dapat terjadi dampak buruk yaitu mesin menjadi rusak karena overheating.

Sifat alami air sangat berbeda dengan coolant yang dipakai untuk sistem pendingin. Air adalah zat yang memiliki titik didih 100 derajat celcius. Namun sebelum mencapai titik didih tersebut air sudah menguap sehingga akan cepat habis. Dan sifat tersebut berbeda dengan coolant yang tidak menguap pada suhu tersebut. Sehingga dalam memakai air radiator sebaiknya memiih untuk menggunakan coolant dari pada air biasa. Penggunaan air biasa boleh saja dilakukan namun dalam kondisi mendesak saja, misalnya ketika tidak ada uang (hehe.. becanda). Atau ketika dalam perjalanan air radiatornya habis dan tidak menemukan bengkel. Maka boleh menggunakan air biasa untuk mengisi radiator.

Dalam proses penggantiannya pun semisal sebelumnya menggunakan air biasa dan hendak ganti dengan coolant, sebaiknya radiator dibersihkan dulu dari sisa air atau bekas korosi. Caranya bisa dengan menggunakan cairan pembersih seperti radiator flush. Dengan begitu maka kinerja sistem pendingin dapat maksimal selama tidak ada komponen atau tidak ada kerusakan pada sistem pendingin.

Demikian artikel tentang bolehkah mengisi radiator kendaraan dengan air biasa, semoga bermanfaat dan mudah dipahami. Silahkan bagikan informasi ini melalui tombol share di bawah ini. terimakasih!

Jumat, 02 Desember 2016

Perbedaan Ring Kompresi 1 dan Ring Kompresi 2 Pada Piston Kendaraan

Perbedaan ring kompresi 1 dan ring kompresi 2 pada piston kendaraan – Seorang mekanik harus dapat membedakan ciri-ciri antara ring kompresi satu dan ring kompresi dua pada piston, hal ini karena tak jarang mekanik baik yang sudah pengalaman maupun mekanik baru yang belum tahu atau lupa dalam memasang ring kompresi atas dan ring kompresi bawah. Memang harus teliti dalam membedakan ring kompresi 1 dan 2 agar tidak terbalik. Karena jika terbalik dalam memasang ring kompresi 1 dan ring kompresi 2 dampaknya adalah menurunnya performa mesin kendaraan. Pada motor 4 tak, dampak salah memasang ring kompresi 1 dan ring kompresi 2 dapat menyebabkan motor berasap tebal, karena oli mesin masuk ke ruang bakar dan ikut terbakar bersama campuran bahan bakar dan udara. Oleh karena itu seorang mekanik harus jeli ketika memasang ring kompresi pada piston atau torak.

Bagi yang belum tahu perbedaan ring kompresi satu dan ring kompresi dua, Guru Otomotif akan mencoba menjelaskan perbedaan kedua ring kompresi tersebut berdasarkan konstruksinya. Dari buku automotive encyclopedia, di gambarkan perbedaan kedua ring kompresi tersebut. berikut ini konstruksi atau bentuk ring kompresi 1 dan ring kompresi 2.


Berdasarkan gambar di atas, dapat kita simpulkan bahwa pada ring kompresi 1 bentuk sisi luarnya tumpul, sedangkan pada ring kompresi 2 bentuk sisi luarnya lebih tajam. Dari situlah kita dapat memahami pula seandainya pemasangan ring kompresinya terbalik yaitu ring kompresi 2 dipasang pada ring kompresi 1, maka oli dapat masuk ke ruang bakar. Oleh karena itu ring kompresi yang bentuknya tajam adalah ring kompresi 2 dimana ia dipasangkan di atas ring oli untuk mencegah oli masuk ke ruang bakar.


Sampai di ini paham kan? Semoga artikel tentang perbedaan ring kompresi 1 dan ring kompresi 2 pada piston kendaraan ini dapat dipahami dengan mudah. Jika sobat Guru Otomotif mempunyai tips lain atau cara lain silahkan disampaikan ke kami melalui komentar di bawah ini agar lebih menambah wawasan para pembaca sekalian. Terimakasih

Jenis-Jenis Sirkuit Power Pada Mesin EFI

Jenis-jenis sirkuit power pada mesin EFI – Sirkui power adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk mensuplai arus listrik ke ECU (Electronic Control Unit) pada kendaraan atau mesin EFI. Komponen sirkui power EFI adalah sumber tegangan atau baterai, kunci kontak, dan relay utama EFI. Di dalam penggunaannya sirkuit power ada dua jenis yaitu jenis sirkuit power yang arusnya mengalir langsung dari kunci kontak ke relay utama koil EFI untuk mengoperasikan relay utama EFI (tipe ini disebut juga sirkuit power tanpa ISC). Sedangkan tipe kedua adalah sirkuit power dimana ECU mengoperasikan secara langsung relay utama EFI (jenis ini disebut juga sirkuit power dengan ISC valve tipe motor stepper). Kedua jenis sirkuit power tadi akan Guru Otomotif bahas dalam artikel ini dengan rangkaian atau sirkuit kelistrikannya.

Sirkuit Power Tipe Tanpa ISC Valve
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, sirkuit power tipe tanpa ISC valve ini adalah tipe yang kunci kontaknya dapat secara langsung mengoperasikan relay utama EFI. Jika kunci kontak di ON-kan, maka arus listrik akan mengalir ke koil relay utama EFI dan menyebabkan titik kontak menutup. Kemudian arus listrik disuplai ke terminal +B dan ke +B1 engine ECU. Terminal BATT engine ECU selalu mendapat tegangan dari baterai agar kode diagnosa dan data lain pada memori tidak terhapus jika kunci kontak di OFF-kan. Ada dua jenis sirkuit pada tipe tanpa stepper atau tipe ISC valve ini dan tergantung model kendaraannnya. Berikut ini adalah rangkaian sirkuit power tipe tanpa ISC valve atau tipe tanpa stepper mesin EFI.


Sirkuit Power Tipe ISC Valve
Sirkuit power dengan ISC valve adalah tipe dimana relay utama EFI dioperasikan dari engine ECU. Pada mesin kendaraan dengan stepper motor tipe ISC valve ini, kontrol pengetesan awalnya dilakukan saat kunci kontak OFF. Dan oleh karena itu arus listrik akan dialirkan ke ECU 2 detik setelah kunci kontak di OFF kan. Jika kunci kontak ON maka tegangan baterai akan diteruskan ke terminal IGSW pada ECU, dan sirkuit kontrol relay utama EFI di dalam ECU akan mengirim sinyal ke terminal M-REL pada ECU, sehingga relay utama EFI menjadi ON. Sinyal ini akan menyebabkan arus listrik mengalir ke koil, sehingga titik kontak relay akan menutup dan arus listrik akan mengalir ke terminal +B dan +B1 engine ECU.

Tegangan baterai juga selalu berhubungan dengan terminal BATT ECU, hal ini sama dengan sirkuit power tanpa ISC valve pada model pertama, dan tujuannya adalah agar kode diagnosa dan data lain yang ada di dalam memori tidak terhapus ketika kunci kontak di OFF kan. Berikut ini adalah sirkuit kelistrikan dari sirkuit power dengan ISC valve.

Demikianlah artikel tentang jenis-jenis sirkuit power pada mesin EFI, semoga bermanfaat dan dapat dipahami. Jika ada tambahan atau koreksi silahkan disampaikan melalui kolom komentar di bawah ini. Terimakasih

Macam-Macam Sistem Kontrol Pada TCCS (Toyota Computer Controlled System)

Macam-Macam Sistem Kontrol Pada TCCS (Toyota Computer Controlled System) – Sistem EFI saat ini semakin canggih dimana pengontrolan komponen atau sistem pada kendaraan dilakukan menggunakan komputer. Pada artikel sebelumnya Guru Otomotif telah menjelaskan artikel tentang pengertian TCCS dan bagaimana sejarah TCCS. Di artikel ini Guru Otomotif akan melanjutkan membahas macam-macam sistem kontrol pada TCCS. Ada lima sistem kontrol pada TCSS yang akan Guru Otomotif bahas pada artikel ini, yaitu EFI (Electronic Control Unit), ESA (Electronic Spark Advance), ISC (Idle Speed Control), Fungsi Diagnosa, Fungsi Fail-Safe, dan fungsi back-up. Berikut ini penjelasan masing-masing dari lima kontrol tersebut.

EFI (Electronic Fuel Injection)
EFI adalah sistem injeksi bahan bakar, dimana pompa bahan bakar listrik mensuplai bahan bakar secukupnya sesuai dengan kebutuhan kendaraan, kepada injektor-injektor dengan tekanan yang konstan. Injektor-injektor tersebut menyemprotkan bahan bakar ke dalam intake manifold sesuai dengan sinyal dari ECU (Electronic Control Unit). Kemudian ECU akan menerima sinyal dari berbagai sensor yang menunjukkan kondisi perubahan kerja dari mesin, macam-macam sensor yang ada pada engine EFI misalnya:  manifold absolute pressure (MAP) sensor, crankshaft angle sensor, engine speed sensor, coolant temperatur sensor, intake air temperature sensor, dan lain-lain.
Sinyal-sinyal dari berbagai sensor tersebut digunakan oleh ECU untuk menentukan lamanya penginjeksian (yang berarti banyaknya bahan bakar yang diinjeksi) berdasarkan kondisi kerja mesin atau kendaraan.

ESA (Electronic Spark Advance)
ECU telah di progam dengan data yang dapat mengatur saat pengapian yang optimal  pada semua kondisi kerja mesin atau kendaraan. Kemudian berdasarkan data tersebut dan juga data dari sensor-sensor yang memonitor kondisi kerja mesin, ECU mengirimkan sinyal IGT (ignition timing) ke igniter agar membangkitkan loncatan bunga api pada celah busi pada waktu yang sangat tepat.

ISC (Idle Speed Control)
ECU juga diprogam dengan mengontrol tingkat kecepatan mesin dan kondisi kerja mesin. Sensor-sensor akan mengirimkan sinyal kepada ECU melalui katup ISC, kemudian ECU akan mengontrol jumlah aliran udara yang melalui by pass throttle valve dan menyetel putaran idle sesuai dengan kondisi mesin atau kendaraan tersebut.

Fungsi Diagnosa
Mesin ECU akan secara kontinyu mengontrol sinyal-sinyal yang masuk dari berbagai sensor yang ada pada mesin dan lainnya. Jika ada sinyal yang tidak normal atau tidak berfungsi, maka ECU akan menyimpan datanya di dalam memori. Jika dibutuhkan maka ECU akan menampilkan sensor yang tidak berfungsi tadi dengan sinyal tegangan yang dapat menghidupkan lampu indikator (check engine).

Fungsi Fail-Safe
Jika sinyal masukan dari berbagai sensor yang dikirim ke ECU ternyata normal, maka untuk mengontrol mesin, ECU akan menghubungkan ke nilai standar yang sudah ada di memori. Dan ini akan memungkinkan untuk mengontrol mesin agar kendaraan dapat bekerja secara normal.

Fungsi Back Up
Jika ECU rusak sebagian, maka fungsi back-up akan meneruskan mengontrol penginjeksian bahan bakar dan saat pengapian sesuai standarnya. Dan ini akan memungkinkan untuk tetap mengontrol kendaraan agar tetap bekerja secara normal.

Sistem Kontrol Lain
Selain kelima sistem kontrol di atas, masih ada sistem kontrol yang lain seperti sistem kontrol udara masuk, dan beberapa sistem tambahan lain yang dikontrol oleh ECU.