Sabtu, 30 April 2016

Cara Tambal Ban Kendaraan yang Benar

Kendaraan baik itu mobil maupun sepeda motor pasti membutuhkan ban yang menempel pada velg yang kemudian disebut dengan roda. Dan tidak mungkin kendaraan dapat berjalan tanpa roda. Karena rodalah yang merupakan komponen terakhir yang berputar yang mana tenaga putarnya berasal dari proses pembakaran pada ruang bakar silinder. Ban kendaraan sendiri berfungsi menopang seluruh beban kendaraan pada kondisi jalan yang bermacam-macam. Selain itu ban kendaraan juga memungkinkan kendaraan dapat berjalan dengan baik.


Ban sebagaimana komponen pada kendaraan yang lain juga memiliki umur pemakaian, artinya ban tidak dapat selamanya dipakai. Ada kalanya ban kendaraan rusak karena beberapa faktor diantaranya: ban bocor, ban menggembung atau tidak rata, tambalan ban sudah terlalu banyak, pentil ban berkarat sehingga tidak bisa melekat dengan baik pada ban dalam, dan kerusakan-kerusakan yang lain yang mungkin terjadi pada ban.

Terkait dengan kebocoran ban disini Guru Otomotif akan memberikan tips atau cara bagaimana cara menambal ban kendaraan yang benar. Tambal ban sendiri memang merupakan bisnis yang lumayan menghasilkan di negara Indonesia, walaupun di negeri pembuat kendaraan semisal Jepang jarang ditemukan jasa tambal ban, namun di Indonesia tambal ban seperti warung makan saja, yakni kita dapat menemukannyadi pinggir-pinggir jalan.  Nah bagi sobat yang ingin belajar cara menambal ban sendiri maka ikutilah tips atau cara berikut ini.

Prosedur Menambal Ban Dalam Kendaraan

sebelum kita belajar bagaimana caranya nambal ban dalam kendaraan, hal yang perlu kita persiapkan adalah alat-alatnya, karena kita tidak mungkin dapat bekerja atau menambal ban tanpa ada alat-alat yang diperlukan semisal alat pemanas, obeng minus atau yang semisal yang dapat digunakan untuk mencongkel ban,  alat pengepres ban, gunting, korek api, dan beberapa kunci yang digunakan untuk membuka ban. Jika semua alat-alat tersebut sudah disediakan maka kita masuk langkah berikutnya, yaitu cara dalam menambal ban dalam kendaraan adalah sebagai berikut:
  1. Lepas ban dalam pada roda kendaraan sesuai dengan prosedur melepas ban dalam.
  2. Pasangkan pentil pada ban kemudian ban dalam tersebut diberi tekanan angin menggunakan pompa manual atau kompresor, tekanan yang disarankan adalah kurang lebih 3 kg/cm2.
  3. Untuk mengecek adanya kebocoran atau tidak pada kendaraan, caranya adalah dengan memasukkan ban dalam yang telah diberi angin tersebut ke dalam bak berisi air. Putar ban tersebut sambil dilihat, hingga kita melihat adanya gelembung udara yang keluar dari ban dan itu menunjukkan adanya kebocoran.
  4. Tandai posisi kebocoran pada ban dalam tersebut dengan menggoreskan obeng atau apa saja yang dapat terlihat.
  5. Lalu pasangkan alat pemanas (alat tambal ban) pada jala-jala listrik.
  6. Keringkan terlebih dahulu ban dalam menggunakan kain lap hingga benar-benar kering agar nantinya hasil tambalan yang di dapat memuaskan.
  7. Siapkan bahan parut penggosok dan gunakan parut tersebut untuk menggosok bagian ban dalam yang bocor tadi hingga permukaannya menjadi kasar.
  8. Potong bahan penambal ban atau kompound dengan ukuran secukupnya (sekitar 2x2 cm).
  9. Oleskan lem pada bagian ban dalam yang akan ditambal dan oleskan lem juga pada salah satu sisi permukaan guntingan kompound tadi.
  10. Tempelkan guntingan kompound yang telah diberi lem pada bagian yang ban dalam yang bocor.
  11. Pasang kertas timah pada bagian atas guntingan kompound.
  12. Letakkan ban dalam di alat pres ban dengan posisi kompound tadi menempel secara terbalik pada alat pengepres ban.
  13. Putarlah ulir pres ban sampai dengan kompound menempel kuat pada ban dalam.
  14. Hidupkan tombol On yang ada pada alat pres, dan filamen atau elemen pemanas akan memanaskan tambalan ban.
  15. Tunggu sekitar 10 menit sampai kompound menyatu dengan ban dalam yang bocor tadi secara kuat.
  16. Matikan terlebih dahulu peralatan tambal ban dengan cara menekan tombol off.
  17. Teteskan air pada sekitar tambalan ban tadi denan pelan atau sedikit demi sedikit, hal ini agar bagian tambalan bisa terlepas dari alat pres ban.
  18. Kemudian pasang kembali pentil ban dan isilah ban dengan angin dengan tekanan kurang lebih 3 kg/cm2.
  19. Cek juga hasil tambalan ban dengan cara yang sama seperti di atas yaitu memasukkan ban ke dalam bak air, dan jika tidak ada gelembung udara, maka berarti proses tambalan berhasil. Setelah itu kempeskan kembali ban dalam tersebut agar memudahkan pemasangan ban dalam pada ban luarnya.
  20. Pasang lagi ban dalam pada roda dan pompa kembali sesuai dengan tekanan kerja yang telah ditentukan pada masing-masing kendaraan.
Itulah prosedur atau cara tambal ban kendaraan yang benar, namun cara tambal di atas di atas mengguanakan alat pres yang elektrik. Sedangkan pada umumnya untuk tambal ban sepeda motor menggunakan alat pres manual yang biasanya diputar, pada prinsipnya sama saja dan langkahnya pun sama. Dengan demikian sobat dapat melakukan tambal ban sendiri dan terlebih bagi siswa SMK yang hendak magang atau praktek industri di bengkel umum, walaupun jarang ada tambal ban pada bengkel umum. Namun seditdaknya ini menjadi dasar yang berguna jika suatu saat kita hendak berbisnis tambal ban. Semoga artikel ini membantu dan bermanfaat. Salam Otomotif!

Jumat, 29 April 2016

Cara Memeriksa Ban Luar dan Ban Dalam Kendaraan

Ban pada kendaraan sebagaimana mesin harus diperiksa secara rutin agar dapat berfungsi dengan baik. Ban termasuk komponen pada kendaraan yang cepat aus karena bergesekan dengan permukaan jalan. Komponen pada mesin mobil juga banyak yang bergesekan misalnya pada poros-poros, transmisi piston dan sebagainya, namun komponen-komponen tersebut mendapatkan pelumasan untuk menghindari atau minimal mengurangi terjadinya keausan. Sedangkan pada ban kendaraan tidak ada pelumasan ketika bergesekan dengan permukaan jalan dan oleh karena itulah ban termasuk komponen yang cepat aus.

Ban kendaraan memiliki fungsi yang penting dalam pengendaraan, jika mesin kendaraan tidak bermasalah namun ban kendaraan tersebut bermasalah maka rasa nyaman dalam berkendara pun dapat terganggu dan bahkan dampak buruknya kendaraan tidak dapat dijalankan semisal ketika ban bocor, karena jika dipaksa jalan dapat merusak velg. Nah untuk itu ban kendaraan baik ban dalam maupun ban luar harus diperiksa kondisinya secara rutin. Pemeriksaan ban luar dan ban dalam harus dilakukan sesuai prosedur, dan disini Guru Otomotif akan memberikan tipsnya atau cara bagaimana cara memeriksa ban luar dan ban dalam kendaraan. Baik langsung saja kita bahas satu persatu.

Cara Memeriksa Ban Luar Kendaraan

Ban luar adalah komponen pada roda yang langsung bersentuhan atau menempel dengan permukaan jalan, jika ban luar kendaraan rusak misalnya keausannya terlalu parah atau ban luarnya sobek/pecah maka dapat menyebabkan ban dalam cepat bocor karena perlindungannya menjadi berkurang. Sehingga ban luar juga harus diperiksa secara rutin. Adapun langkah atau prosedur atau cara dalam memeriksa ban luar kendaraan adalah sebagai berikut:
  1. Bersihkan seluruh permukaan ban luar dari kotoran terutama kerikil-kerikil kecil yang menempel pada sela-sela pola tread atau tapak ban. Dan jika perlu cuci dengan air. Kotoran terutama yang berupa benda keras atau kerikil lancip yang menempel pada sela-sela pola tapak ban tersebut lama kelamaan dapat menyebabkan lubang pada ban karena menempel dan menusuk ban.
  2. Kemudian periksa kesesuaian ukuran antara ban dan pelek dan lakukan pemeriksaan ini secara visual.
  3. Periksa juga ban jika ada cacat atau rusak di sisi luar dan juga sisi dalam ban. Kerusakan yang banyak terjadi pada ban diantaranya ply-cord putus, kemudian retak dan membentuk alur, telapak ban luar rusak, retak padadinding samping, kerusakan pada bead, lapisan ban menjadi terpisah, lalu kebocoran atau perbaikan yang tidak sempurna khusus pada ban tubeless.
  4. Pemeriksaan yang terakhir pada ban luar adalah pemeriksaan bentuk atau keausan pada pola ban luar. Keausan yang umum terjadi pada ban luar adalah keausan normal karena umur pemakaian dan keausan tidak normal. Keausan yang tidak normal seperti aus pada shoulder, aus pada bagian tengah tread, aus di sebelah luar atau dalam, aus yang menyamping, aus yang tidak rata dan aus toe and heal.

Berkaitan dengan keausan ban luar sobat dapat membaca lebih detail pada artikel tentang jenis-jenis keausan ban yang tidak wajarSetelah pemeriksaan ban luar selesai kita dapat melanjutkan dengan memeriksa ban dalam.

Memeriksa Ban Dalam Kendaraan

Selain ban luar, ternyata ban dalam mobil juga perlu untuk diperiksa secara rutin, hal ini sangat jarang dilakukan oleh orang karena biasanya ban dalam hanya dipasang begitu saja hingga apabila saatnya rusak misal bocor, maka tinggal ditambal atau ganti yang baru. Padahal jika kita mau meluangkan waktu untuk memeriksa ban dalam secara rutin mungkin akan menambah usia atau umur pemakaian ban dalam itu sendiri. Lalu bagaimana caranya memeriksa ban dalam kendaraan? Berikut ini cara atau prosedurnya:
  1. Membersihkan semua permukaan ban dalam dari kotoran atau benda asing yang menempel yang mungkin datang dari sela-sela ban luar yang telah pecah. Dan jika perlu ban dalam mobil dicuci dengan menggunakan air bersih.
  2. Kemudian periksa kesesuaian ban dalam dengan ban luar yang dipakai. Ban dalam dan ban luar harus memakai ukuran dan jenis yang sama. Semisal ban luar menggunakan ban radial maka ban dalam juga harus radial.
  3. Periksa juga keliling penampang luar. Ban dalam yang keliling penampang bagian luarnya sudah mengembang hingga 92% atau bahkan lebih, dan dibandingkan dengan keliling penampang ban luar, jika sudah atau melebihi 92% maka ban dalam bagian dalam harus diganti baru.
  4. Memeriksa kondisi dari pentil ban. Pentil yang sudah tidak bekerja dengan baik semisal macet, karatan atau bocor, dan tidak layak pakai. Sebaiknya diganti dengan pentil yang baru. Batang pentil yang sudah rusak baik bocor atau karatan menunjukkan ban dalam tersebut harus diganti, dan pastikan tutup pentil ada dan terpasang pada pentilnya.
  5. Langkah terakhir yaitu periksa karet ban. Jika ban dalam yang telah melipat, aus atau sobek dan ada bagian yang lunak karetnya maka harus diganti dengan ban dalam yang baru. Karena ban dalam yang telah memiliki tambalan terlalu banyak sangat berbahaya dan sewaktu-waktu dapat bocor kembali, karena itu sebaiknya ganti ban dalam baru.
Itulah prosedur atau cara memeriksa ban luar dan ban dalam kendaraan, meskipun agak sedikit ribet karena harus membuka ban dalam, namun jika sobat meluangkan waktu untuk memeriksa ban tersebut dimungkinkan penggunaan ban dalam akan bertambah lama umur pemakaiannya. Demikianlah semoga artikel ini bermanfaat. yuk dibagikan.

Penyebab Motor Matic Bergetar Ketika di Gas, Berbahayakah?

Motor matic adalah tipe kendaraan yang tidak memerlukan tuas transmisi dalam pengoperasiannya, karena sesuai namanya, motor matic atau skuter menggunakan sebuah transmisi otomatis dalam pengaturan momen putarnya. Dan motor matic ini tida hanya disukai oleh ibu-ibu atau kaum perempuan saja, melainkan bapak-bapak atau kaum laki-laki juga bayak yang memakai motor matic karena lebih simpel dalam pengoperasiannya. Selain itu karena faktor selera masing-masing juga. Nah bagi sobat yang menggunakan motor matic yang terkenal simpel, sebaiknya jangan beranggapan bahwa motor matic perawatannya simpel juga. Karena sebetulnya semua jenis kendaraan apapun tetap perlu mendapatkan perawatan, dan bagi motor matic ini ternyata diperlukan perawatan ekstra agar motornya dapat berjalan dengan baik dan normal.

Motor matic adalah motor berjenis transmisi otomatis yang menggunakan V-belt atau CVT (Constantly Variable Transmission). Cara kerja transmisi otomatis pada motor berjenis matic ini mudah untuk dipelajari, jika sobat penasaran bagaimana cara kerja dari transmisi otomatis pada motor matic atau CVT ini maka silahkan baca artikel cara kerja transmisi otomatis CVT sepeda motor. Pada komponen V-Belt atau CVT inilah yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena V-belt tersebut berfungsi untuk meneruskan putaran dari pulley depan pada mesin ke pulley bagian belakang atau roda. Dan jika sobat kurang memperhatikan komponen V-belt ini maka kendaraan atau motor sobat dapat berkurang tenaganya, selain itu ada dampak lain yaitu motor terasa bergetar ketika pengendara sedang menarik gas. Dan inilah yang akan Guru Otomatis bahas pada artikel ini. Yaitu munculnya getaran atau motor matic menjadi terasa bergetar, dan apakah berbahaya?

Getaran tersebut disebabkan oleh V-belt yang sudah tidak sehat lagi, kondisi seperti ini mengharuskan kita untuk mengganti komponen V-belt segera mungkin. Karena dampak yang paling parah adalah laju motor dapat tersendat-sendat. Sehingga berbahaya. Hal ini salah satunya disebabkan karena pemakaian V-belt yang sudah melewati batas maksimum hingga membuat V-belt menjadi retak-retak dan bahkan ada yang hampir putus. Dan jika V-beltnya putus bagaimana? Tentu motor matic tidak akan dapat berjalan, karena ibarat rantai pada motor dengan transmisi manual yang putus, V-belt ini sama dengan rantai motor. apabila putus maka roda tidak dapat berputar bersama putaran dari poros engkol.

Cara Menghindari Rusaknya V-belt

Lalu bagaimana solusinya atau cara untuk menghidari agar motor matic tidak mengalami rusak atau bahkan patah pada V-beltnya? Untuk menghindari kondisi tersebut maka sebaiknya sobat mengganti V-belt secara berkala, yaitu setiap pemakaian 24.000 km gantilah V-beltnya. bagaimana jika sudah mencapai pemakaian 24.000 namun V-belt tidak putus atau rusak? Maka sebaiknya sobat berjalan dengan hati-hati dan jangan dipaksakan karena dapat membuat rusak komponen lainnya.

Selain umur pemakaian, sobat juga tidak diperbolehkan melakukan pengereman sementara itu gas atau katup throttle dibuka atau ditaris terus. Dan sebaiknya lepaskan terlebih dahulu gas, kemudian tuas rem ditarik. Hal ini adalah cara untuk mengurangi resiko dari kerusakan pada V-belt di motor matic kesayangan sobat.

Demikianlah artikel tentang penyebab motor matic bergetar ketika di Gas, berbahayakah, dan semoga artikel ini bermanfaat. yuk bagikan jika artikel ini membantu sobat.

Fungsi dan Syarat Sistem Injeksi Bahan Bakar Diesel

Sistem injeksi bahan bakar diesel adalah sistem yang paling penting pada mesin diesel dari pada sistem-sistem yang lain. Kenapa? Karena jika sistem injeksi bahan bakarnya baik dan juga tepat maka akan dihasilkan tenaga mesin yang optimal, begitupula sebaliknya jika sistem injeksi bahan bakar diesel kurang baik atau kurang tepat maka bisa menyebabkan tenaga mesin menjadi kurang optimal dan bahkan mesin diesel bisa saja tidak dapat dijalankan. Karena banyak yang mengatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar adalah jantungnya mesin diesel. Dan selama admin kuliah di jurusan Otomotif ketika mata kuliah sistem bahan bakar diesel, hal yang paling sulit dalam menghidupkan mesin diesel adalah karena sistem injeksinya yang sering kemasukan udara sehingga penginjeksiannya lemah.


Sistem injeksi bahan bakar diesel sendiri meliputi rangkaian komponen-komponen pada mesin diesel yang berkaitan dengan bahan bakar. Sistem injeksi bahan bakar diesel berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar, menyaringnya dari kotoran dan memompakan bahan bakar sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke dalam ruang pembakaran silinder mesin untuk selanjutnya dibakar dan menghasilkan tenaga pembakaran.

Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar

Dari penjelasan di atas kita dapat menyimpulkan beberapa fungsi dari sistem bahan bakar injeksi mesin diesel, diantaranya adalah:
  • Menyimpan bahan bakar di dalam tangki bahan bakar.
  • Menyaring bahan bakar dilakukan oleh filter bahan bakar.
  • Memompa bahan bakar agar tekanannya naik guna proses penginjeksian.
  • Menginjeksi atau menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang pembakaran di silinder mesin.
  • Mengabutkan bahan bakar tersebut di dalam ruang bakar pada silinder mesin diesel.
  • Memajukan timing atau saat penginjeksian bahan bakar.
  • Mengatur putaran mesin sesuai dengan beban mesin dengan cara mengatur penyaluran bahan bakar.
  • Mengembalikan sisa atau kelebihan bahan bakar untuk kembali ke dalam tangki bahan bakar.
Syarat Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel

Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel harus memenuhi beberapa syarat agar kerjanya dapat optimal, syarat-syarat tersebut diantaranya:
  1. Menyuplai bahan bakar dalam jumlah tertentu. Sistem injeksi bahan bakar diesel harus dapat menyuplai bahan bakar setiap saat dengan jumlah tertentu ke dalam tiap-tiap (semua) silinder mesin diesel.
  2. Menepatkan Timing Atau Saat Penginjeksian. Bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar tersebut harus tepat waktunya sehingga mesin diesel mampu menghasilkan tenaga yang maksimal. Jika penginjeksian atau penyemprotan bahan bakar terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menyebabkan kerugian tenaga yang dihasilkan sehingga tenaga atau kerja mesin tidak optimal.
  3. Mengendalikan Kecepatan Pengiriman Bahan BakarMesin diesel dapat bekerja secara halus di setiap silindernya tergantung dari lama waktu yang dibutuhkan untuk menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan putaran mesin yang lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat juga.
  4. Mengabutkan Bahan Bakar. Bahan bakar tidak hanya disuplai saja, namun bahan bakar harus mampu dikabutkan salama proses penginjeksian. Hal ini agar bahan bakar dapat tercampur dengan udara dan menjadi campuran yang homogen sehingga partikel-partikel tersebut dapat terbakar dengan baik.  Jika bahan bakar tidak dikabutkan maka saat pembakaran juga menjadi bermasalah karena bisa terjadi pembakaran yang terlambat. Padahal campuran bahan bakar dan udara harus dibakar pada saat yang tepat.

Demikianlah artikel tentang fungsi dan syarat sistem injeksi bahan bakar diesel, kunjungi terus Guru Otomotif yak untuk belajar teknik otomotif secara online. Demikianlah semoga artikel ini bermanfaat. Salam Otomotif!

Kamis, 28 April 2016

Cara Kerja Transmisi Otomatis CVT Sepeda Motor

Transmisi otomatis pada sepeda motor tentu sudah banyak diketahui masyarakat, transmisi otomatis ini identik dengan motor tipe matic atau skuter yang kini tidak hanya digemari oleh kalangan wanita saja, bahkan kaum pria pun banyak yang menyukai sepeda motor matic atau skuter dengan transmisi otomatis. Sepeda motor yang menggunakan transmisi otomatis memiliki keuntungan yaitu tidak perlu menginjak pedal atau tuas transmisi untuk memindahkan gigi transmisi. Hal ini karena pada motor dengan transmisi otomatis dapat berjalan dalam semua kondisi jalan baik jalan datar, menurun maupun menanjak tanpa mengoperasikan tuas gigi transmisi.

Transmisi otomatis yang umum dipakai pada motor skuter biasanya menggunakan V belt atau yang lebih dikenal sebagai CVT (Constantly Variable Transmission). CVT tersebut adalah sebuah sistem transmisi otomatis yang menggunakan sabuk atau belt untuk mendapatkan perbandingan gigi yang bervariasi sebagaimana pada transmisi manual. Konstruksi dari transmisi otomatis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar transmisi CVT di atas dapat diketahui bahwa komponen transmisi CVT terdiri dari dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk atau belt, lalu sebuah kopling sentrifugal (ditunjukkan nomor 6) berfungsi untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas diputar atau dibuka, dan komponen berikutnya adalah gigi transmisi satu kecepatan yang berfungsi untuk mengurangi putaran output mesin. Puli penggerak sentrifugal unit (nomor 1) dikatikan ke ujung poros engkol atau crankshaft dan puli tersebut berfungsi sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Puli yang digerakkan (driven pulley nomor 5) berputar pada bantalan poros utama atau input shaft transmisi. Pada bagian tengah kopling sentrifugal (nomor 6) diikatkan ke puli (nomor 5) lalu ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling (nomor 7) berada di alur poros utama dan memutarkan poros tersebut jika menerima gaya dari kopling.

Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua, dan setengah bagiannya dibuat tetap sedangkan setengah bagian lainnya dapat bergeser menjauhi atau mendekati sesuai dengan arah poros. Ketika mesin tidak berputar, celah puli penggerak (nomor 1) berada di posisi maksimum sedangkan celah puli yang digerakkan (nomor 5) berada di posisi minimum. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut ini:


Dari gambar di atas kita dapat melihat pergerakkan puli (nomor 2) dikontrol oleh pergerakan roller (nomor 7). Fungsi roller tersebut hampir sama seperti plat penekan yang ada pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik maka roller akan terlempar ke luar dan mendorong bagian puli yang dapat bergeser mendekati puli yang juga diam, sehingga celah pulinya akan menyempit.

Nama komponen:
  1. Ujung poros engkol (crankshaft)
  2. Puli penggerak
  3. Bagian puli penggerak bisa bergeser
  4. Sabuk
  5. Puli yang digerakkan
  6. Poros roda belakang
  7. Roller
Saat celah puli mendekat maka akan mendorong sabuk ke luar. Ini akan membuat puli (nomor 2) berputar dengan diameter yang lebih besar. Kemudian setelah sabuk tidak bisa direnggangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli ke puli yang digerakkan (driven pulley).

Dan jika gaya dari puli mendorong sabuk ke luar dengan gaya yang lebih besar dibanding tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan (driven pulley), maka puli akan tertekan melawan pegas sehingga sabuk akan menjadi berputar dengan diameter yang lebih kecil.  Pada saat ini kecepatan sepeda motor sama seperti pada gigi transmisi kecepatan tinggi. Jika kecepatan mesin rendah atau menurun, roller puli penggerak akan semakin bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak bisa bergeser merenggang. Lalu secara bersamaan tekanan pegas di puli akan mendorong bagian puli yang bisa digeser tersebut, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih besar di bagian belakang dan diameter lebih kecil pada bagian depan. Saat ini kecepatan sepeda motor sama seperti kecepatan gigi rendah pada transmisi manual.

Demikianlah cara kerja transmisi otomatis CVT sepeda motor yang biasa dipakai pada sepeda motor matic atau skuter. Semoga artikel ini mudah dipahami dan bermanfaat. 

Rabu, 27 April 2016

Cara Kerja Transmisi Manual Sepeda Motor

Sepeda motor yang menggunakan transmisi manual memang lebih ribet dari pada sepeda motor yang menggunakan transmisi otomatis, karena pengoperasian transmisinya dilakukan secara manual menggunakan pedal kaki. Meski begitu transmisi manual tetap banyak digunakan pada sepeda motor bertipe bebek maupun sepeda motor besar. Namun sebelum kita membahas lebih jauh cara kerja dari transmisi manual ini, Guru Otomotif akan ulas terlebih dahulu apa fungsi dari transmisi ini secara umum, sehingga kita tahu bahwa transmisi dibutuhkan oleh sepeda motor.


Sebagaimana yang telah dibahas pada artikel sebelumnya tentang prinsip kerja sistem pemindah tenaga, bahwa sepeda motor selain dapat meneruskan atau memindahkan tenaga hasil output mesin ke roda, sepeda motor juga harus mampu berjalan dalam semua kondisi jalanan baik jalan yang datar maupun menanjak atau menurun. Dan oleh karena itu sepeda motor membutuhkan sistem pemindah tenaga, di dalam sistem pemindah tenaga terdapat komponen transmisi yang akan kita bahas pada artikel ini.

Fungsi Transmisi dan Prinsip Transmisi

Transmisi atau gigi transmisi berfungsi untuk mengatur momen atau tenaga mesin sesuai dengan kondisi jalan yang dilalui mesin sepeda motor, momen atau tenaga mesin tersebut selanjutnya diatur dan dibagi tingkat kecepatannya. Sedangkan prinsip kerja dari sistem transmisi adalah mekanisme yang bisa dipakai untuk mengubah kecepatan putaran poros engkol menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu dan sesuai dengan kondisinya pada sepeda motor.

Komponen Utama Transmisi Sepeda Motor

Komponen utama pada gigi transmisi sepeda motor terdiri dari rangkaian susunan gigi-gigi yang berpasangan dan berbentuk kemudian menghasilkan perbandingan gigi-gigi. Salah satu pasangan gigi berada di poros utama (input shaft atau main shaft) dan pasangan gigi lainnya ada di poros keluar (output shaft atau counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang ada pada transmisi tergantung dari model dan fungsi sepeda motornya. Semisal sepeda motor tipe bebek biasanya menggunakan gigi berjumlah 4. Untuk sepeda motor kelas menengah ke atas biasanya gigi transmisinya berjumlah 5. Dan cara pengoperasionalnya untuk mengunci gigi adalah dengan menekan atau menginjak pedal transmisi.

Cara kerja Transmisi Manual

Ada dua tipe dari transmisi yang dipakai pada sepeda motor, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Pada artikel ini Guru Otomotif akan bahas bagaimana cara kerja dari transmisi manual. Cara kerja dari transmisi manual adalah sebagai berikut:


Ketika pedal atau tuas transmisi ditekan. Maka poros pemindah gigi akan berputar. Dan bersama itu lengan pemutar shift drum akan mengait dan mendorong shift drum hingga bisa berputar. Shift drum tersebut dipasang dengan garpu pemilih gigi yang diberi pin. Pin tersebut akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Supaya shift drum bisa berhenti berputar pada titik yang dikehendaki, maka bagian lain yang dekat dengan pemutar shift drum dipasang dengan sebuah roda yang dilengkapi pegas dan juga bintang penghenti putaran shift drum. Penghentian putaran shift drum ini akan berbeda pada tiap jenis sepeda motor, namun pada prinsipnya sama.

Garpu pemilih gigi terhubung dengan gigi geser (sliding gear). Gigi geser tersebut kemudian akan bergerak ke kanan maupun ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi. Dan setiap pergerakan dari gigi geser tersebut akan mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian poros tempat gigi tersebut berada.

Gigi geser baik yang ada pada poros utama maupun yang berada di poros pembalik atau poros output, tidak bisa berutar bebas pada porosnya. Dan ini berbeda dengan gigi kecepatan (kecepatan 1-4 atau seterusnya), nah gigi-gigi percepatan tersebut bisa bebas berputar pada masing-masing porosnya. Sehingga yang dimaksud dengan gigi masuk pada sepeda motor sebenarnya adalah mengunci gigi kecepatan degan poros tempat gigi itu berada, yang mengunci adalah gigi geser.

Itulah cara kerja transmisi manual sepeda motor, semoga artikel ini dapat bermanfaat. sedangkan untuk cara kerja dari transmisi otomatis sepeda motor akan Guru Otomotif bahas pada artikel sendiri. Terima kasih telah mengunjungi blog Guru Otomotif, silahkan bertanya atau lainnya dengan cara komentar di kolom komentar di bawah ini. Salam Otomotif!

Prinsip Kerja Sistem Pemindah Tenaga Pada Sepeda Motor

Sistem pemindah tenaga pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur perbandingan antara daya output mesin dengan kondisi jalan sehingga sepeda motor dapat dijalankan di berbagai kondisi jalan. Tanpa adanya sistem pemindah tenaga ini maka sepeda motor tidak dapat beroperasi dengan baik pada kondisi jalan yang bermacam-macam seperti misalnya menanjak. Padahal sepeda motor dituntut harus bisa dioperasikan atau dijalankan pada kondisi jalan yang bermacam-macam (tidak hanya lurus atau datar saja), namun karena mesin sepeda motor yang berfungsi sebagai penggerak utama tidak dapat melakukan kerja yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi di jalan dengan baik, misal ketika jalanan naik atau mendaki, maka sepeda motor memerlukan suatu torsi yang besar dengan kecepatan atau laju sepeda motor yang diperlukan rendah.  Pada saat jalan menanjak tersebut meskipun putaran mesinnya tinggi karena katup throttle (katup gas) dibuka penuh namun putaran mesinnya harus diubah menjadi kecepatan sepeda motor yang rendah. Begitupun sebaliknya, ketika sepeda motor berjalan pada kondisi jalan yang rata, kecepatan sangat dibutuhkan tapi tidak dibutuhkan torsi yang besar.


Prinsip Kerja Sistem Transmsisi Sepeda Motor

Untuk itulah maka sepeda motor membutuhkan suatu sistem yang bisa mengatur antara daya atau torsi pada output mesin dengan kondisi jalan yang ada, dan sistem yang bertugas untuk hal itu disebut sistem pemindah tenaga. Prinsip kerja dari sistem pemindah tenaga pada sepeda motor adalah sebagai berikut:

Saat poros engkol diputar oleh pedal kick starter (manual) ataupun oleh motor starter (elektrik), maka piston atau torak akan bergerak naik turun (titik mati atas dan titik mati bawah) sesuai dengan prinsip kerja sepeda motor baik 4tak maupun prinsip kerja sepeda motor2 tak yang pernah kita bahas pada artikel Guru Otomotif. Dari prinsip kerja motor atau mesin tersebut akan dihasilkan tenaga ketika campuran bahan bakar dan udara dibakar oleh busi yang menghasilkan percikan bunga api pada saat langkah usaha. Tenaga dari hasil pembakaran tersebut akan mendorong piston dengan kuat ke bawah (TMB), kemudian tenaga tersebut akan diteruskan ke connecting rod (batang penghubung piston) untuk selanjutnya memutar crankshaft (poros engkol), disini poros engkol berfungsi untuk mengubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar. Selama motor hidup maka proses kerja dari langkah hisap sampai dengan langkah buang akan terjadi terus menerus yang menyebabkan piston bergerak naik turun, dan otomatis menyebabkan poros engkol pun terus berputar. Tenaga putar pada crankshaft atau poros engkol tersebut akan dipindah ke roda belakang melalui gigi reduksi, kemudian kopling, lalu ke pemindah tenaga, lalu sprocket penggerak, kemudian ke rantai dan roda sprocket. Gigi reduksi tersebut berfungsi untuk mengurangi putaran mesin agar ada penambahan tenaga.

Sistem pemindah tenaga memiliki beberapa komponen yang kerjanya saling berkaitan, karena sebagaimana namanya, sistem pemindah tenaga harus dapat memindahkan tenaga dari hasil pembakaran hingga sampai ke roda sehingga motor dapat berjalan pada kondisi jalan yang bermacam-macam. Diantara komponen sistem pemindah tenaga adalah kopling, transmisi, dan final drive (penggerak akhir). Ketiga komponen tersebut akan Guru Otomotif bahas dalam artikel tersendiri insyaAllah. 

Selasa, 26 April 2016

Mengenal Pompa Injeksi Model Sebaris Pada Sistem Bahan Bakar Diesel

Pompa injeksi pada sistem bahan bakar khususnya mesin diesel berfungsi untuk menekan atau memompa bahan bakar dengan tekanan yang cukup untuk melalui kerja elemen pompa. Ada dua macam pompa injeksi bahan bakar yaitu pompa injeksi sebaris dan pompa injeksi distributor. Pada artikel ini Guru Otomotif akan bahas tipe pompa injeksi model sebaris. Pompa injeksi sebaris ini banyak dipakai pada mesin diesel yang memiliki tenaga besar, hal ini karena pompa injeksi sebaris memiliki kelebihan setiap pompanya melayani satu silinder mesin. Gambar berikut ini menunjukkan pompa injeksi sebaris.


Pompa injeksi terdiri dari plunger dan silinder, keduanya berukuran sangat presisi yaitu celah antara plunyer dan silinder berkisar 1/1000 mm. Dengan ketelitian yang sangat presisi tersebut menjadikan pompa mampu menahan tekanan tinggi ketika injeksi walaupun putarannya rendah. Terdapat juga alur pengontrol (control groove) yang beralur diagonal yang merupakan bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atasnya. Alur pengontrol ini berhubungan dengan atas plunyer dengan sebuah lubang.

Bahan bakar yang dikirim pompa pemindah kemudian masuk ke dalam pompa injeksi dengan tekanan yang rendah. Plunyer tersebut akan bergerak naik turun dengan poros nok pompa injeksi yang berputar. Gerakan bolak balik (naik turun) ini sesuai dengan cara kerjanya sebagaimana gambar berikut ini:

Keterangan:
  1. Plunyer
  2. Silinder atau barrel
  3. Alur pengontrol
  4. Lubang masuk elemen pompa
  5. Katup penyalur
  6. Sleeve pengontrol plunyer
  7. Pinion pengontrol plunyer
  8. Plunger driving face
  9. Batang pengatur
Cara Kerja Pompa Injeksi Sebaris

Cara kerja dari pompa injeksi sebaris adalah sebagai berikut:

  1. Ketika plunyer berada di titik yang paling bawah, bahan bakar akan mengalir melalui feed hole atau lubang masuk pada silinder menuju delivery chamber atau ruang penyalur di atas plunyer.
  2. Ketika poros nok berputar pada pompa injeksi dan menyentuh tappet roller, maka plunyer akan bergerak ke atas. Dan jika permukaan atas plunyer menyentuh dengan bibir bagian atas dari lubang masuk, maka bahan bakar akan tertekan dan mengalir ke luar pompa melalui pipa tekanan tinggi dan selanjutnya ke injektor.
  3. Plunyer tetap akan bergerak ke atas, namun ketika bibir atas dari control groove (alur pengontrol) bertemu dengan bibir bawah dari lubang masuk maka penyaluran bahan bakar akan berhenti.
  4. Gerakan plunyer yang ke atas kemudian menyebabkan bahan bakar yang tertinggal di dalam ruang penyaluran akan masuk melalui lubang pada permukaan atas plunger, selanjutnya bahan bakar tersebut mengalir menuju lubang masuk ke lubang hisap ruang bakar, sehingga kemudian tidak ada bahan bakar lagi yang disalurkan.

Ukuran pompa injeksi bahan bakar dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Kita dapat melihat tinggi pengangkatan nok sebesar 8 mm, sehingga gerakan plunyer juga akan naik turun 8 mm. Ketika plunyer pada posisi paling bawah, plunyer akan menutup lubang masuk sekitar 1,1 mm dari diameter lubang masuk 3 mm. Maka diameter plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas sekitar 1,9 mm. Proses atau langkah ini disebut dengan prestoke, langkah prestoke ini dapat diatur dengan cara menyetel baut di tappet roller guna untuk mengatur saat injeksi bahan bakar.

Jumlah banyaknya pengiriman bahan bakar dari pompa diatur governor agar sesuai dengan kebutuhan mesin. Cara pengaturannya adalah dengan menggerakkan control rack yang berhubungan dengan control pinion dan diikatkan pada control sleeve. Control sleeve ini yang berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah dari plunyer berkaitan langsung dengan bagian bawah control sleeve. Kemudian jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung posisi plunyer dan besar kecilnya langkah efektif. Langkah efektif yang dimaksud adalah langkah plunyer yang dimulai saat tertutupnya lubang masuk oleh plunyer sampai dengan control groove bersentuhan dengan lubang masuk. Langkah efektif dapat berubah sesuai posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang disemprotkan sesuai dengan besar kecilnya langkah efektif. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar berikut ini:


Selanjutnya penekanan bahan bakar dari pompa ke injektor diatur oleh katup penyalur yang memiliki fungsi ganda, yaitu untuk mencegah bahan bakar pada pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer, kemudian fungsi berikutnya adalah untuk menghisap bahan bakar dari ruang injektor setelah proses penginjeksian.

Maka katup penyalur di pompa injeksi ini menjamin injektor dapat menutup dengan cepat ketika akhir penginjesian, hal ini karena untuk mencegah bahan bakar menetes (yang dapat mengakibatkan pembakaran awal atau pre-ignition) selama proses pembakaran selanjutnya.

Cara kerja katup penyalur dapat dilihat pada gambar berikut ini:
  1. Ketika awal penginjeksian, katup penyalur berada pada posisi terangkat dari dudukannya, karena ada tekanan bahan bakar yang dipompa ke luar dari pompa plunyer. Dan hal ini memungkinkan bahan bakar bertekanan dialirkan menuju nosel injeksi.
  2. Ketika tekanan penyalurannya menurun dan pegas katup penyalur menekan katup penyalur menuju ke bawah, maka katup relief akan menutup hubungan antara ruang penyalur dengan pipa injeksi, selanjutnya katup tersebut akan masuk ke dalam hingga dudukannya menyentuh body dan mencegah katup turun kembali.
Demikianlah artikel tentang mengenal pompa injeksi model sebaris pada sistem bahan bakar diesel, semoga bermanfaat.

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar agar sesuai dengan timing atau waktu pengapian yang sudah ditentukan. Selain itu sistem pengapian juga bertugas untuk mensuplai tegangan tinggi yang diperlukan oleh busi agar dihasilkan percikan bunga api yang kuat pada busi. Sistem pengapian ini sangat penting dan dibutuhkan karena syarat pembakaran pada mesin adalah adanya harus ada api untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dan api tersebut harus tepat waktunya, terkait dengan ini silahkan baca artikel tentang syarat terjadinya pembakaran pada mesin. Salah satu tipe atau jenis sistem pengapian pada sepeda motor adalah sistem pengapian magnet. Dan pada artikel ini Guru Otomotif akan bahas apa dan bagaimana cara kerja sistem pengapian magnet tersebut.


Sistem pengapian manget menggunaan flywheel generator atau magneto, sistem pengapian ini merupakan sistem pengapian yang paling sederhana dan banyak dipakai pada sepeda motor terutama sebelum munculnya sistem pengapian elektronik.

Apa Keuntungan Sistem Pengapian Magnet?

Sistem pengapian dengan magnet ini memiliki keuntungan yaitu tidak bergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesinnya, hal ini karena sumber tegangan yang didapatkan diperoleh dari koil sumber sendiri.

Komponen Sistem Pengapian Magnet

Sistem pengapian magnet memiliki komponen seperti rotor yang berisi magnet permanen dan stator yang isinya adalah koil pengapian dan spul lampu. Rotor tersebut diikat pada salah satu ujung poros engkol dan berputar bersama poros engkol, rotor juga berfungsi sebagai flywheel tambahan. Flywheel magneto inilah yang menghasilkan arus listrik dan disebut juga sebagai alternator. Arus listrik yang dihasilkan flywheel magneto tersebut berupa arus listrik bolak-balik atau AC, kenapa arus AC? karena kutub magnet berubah dari utara ke selatan secara terus menerus ketika magnet berputar.

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet

Prinsip kerja sistem pengapian magnet dapat diumpamakan sebagai pemindah energi atau pembangkitan medan magnet. Dimana koil sumber pengapian dihubungkan dengan kumparan primer koil pengapian. Antara dua komponen tersebut dipasang kontak pemutus atau platina yang fungsinya untuk memutus dan menghubung (saklar) dan dipasang secara pararel dengan koil tadi. Rangkaian sistem pengapian magnet dapat dilihat pada gambar berikut ini:


Cara kerja sistem pengapian magnet adalah sebagai berikut:
Ketika platina dalam posisi menutup, arus yang dihasilkan oleh magnet akan mengalir menuju massa melalui platina, sedangkan pada koil pengapian yang letaknya disebelahnya tidak ada arus listrik yang mengalir. Posisi rotor sedemikian rupa sehingga arus listrik yang dihasilkan oleh koil sumber sedang maksimum, pada saat itu platina akan terbuka oleh nok (cam).

Karena platina membuka maka arus listrik yang menuju massa melewati platina tadi akan terputus dan menyebabkan arus mengalir menuju kumparan primer koil dalam bentuk tegangan induksi yang besarnya sekitar 200-300 volt. Sementara itu pada tegangan sekunder yang lilitan kumparannya lebih banyak dari pada kumparan sekunder, maka akan terjadi induksi yang lebih besar yaitu sekitar 10-20 kilo volt (10.000-20.000 volt) dan tegangan besar ini mampu untuk menghasilkan loncatan bunga api pada elektroda busi. Kedua induksi ini disebut dengan induksi bersama atau mutual induction.

Syarat agar terjadi tegangan induksi yang besar ketika platina mulai membuka adalah tidak boleh ada percikan bunga api dan aliran arus pada platina tersebut (yang cenderung ingin mengalirkannya ke massa). Oleh karena itulah pada rangkaian sistem pengapian terdapat kondensor atau kapasitor yang berfungsi untuk mengatasi percikan bunga api ketika platina mulai membuka.

Pengaturan Saat Pengapian (Timing Ignition) Pengapian Magnet

Pengontrolan saat pengapian yang ada pada sistem pengapian magnet ini pada umumnya sudah disetel oleh pabrik yang membuatnya. Dimana posisi stator telah ditentukan sedemikian rupa sehingga untuk mengubah timing pengapian tidak dapat dilakukan pada variasi yang besar. Namun untuk mengubah saat pengapiannya hanya dapat dilakukan pada variasi yang kecil yaitu dengan merubah celah platina, silahkan baca artikel tentang cara menyetel celah platina yang tepat.
Perubahan timing pengapian yang hanya kecil tersebut masih cukup bagi motor kecil 2 tak, sedangkan untuk motor 4 tak atau mesin yang lebih besar harus diperlukan pemajuan atau advance saat pengapian yang lebih besar seiring naiknya putaran mesin. Dan untuk mengatasi penyetelan timing pengapian pada mesin 4 tak atau yang lebih besar pada pengapian magnet ini dipasang unit pengatur saat pengapian otomatis atau automatic timing unit (ATU). Konstruksi dari ATU seperti pada gambar di bawah ini:


ATU atau pengatur saat pengapian terdiri dari piringan yang pada bagian tengahnya terdapat pasak atau pin yang membawa nok. Nok atau cam bisa berputar pada pin, namun pergerakannya dikontrol oleh dua pegas pemberat. Ketika kecepatan rendah dan idle, pegas akan menahan cam ke posisi memundurkan saat pengapian. Untuk lebih jelas lihat gambar di bawah ini.

Sedangkan pada saat kecepatan tinggi, pemberat akan terlempar ke luar karena adanya gaya sentrifugal ketika pengapian. Hal ini akan berakibat nok berputar dan terjadi pemajuan saat pengapian. Semakin naik putaran maka pemajuan saat pengapianpun akan bertambah maksumum, dan pemajuannya sekitar lebih dari 20 derajat putaran sudur poros engkol.



Selain sistem pengapian magnet magnet, masih ada sistem pengapian lain yaitu sistem pengapian baterai maupun sistem pengapian yang lebih canggih yaitu pengapian elektronik. Semuanya akan kita bahas satu persatu pada artikel tersendiri insyaAllah. Semoga artikel tentang cara kerja sistem pengapian magnet pada sepeda motor ini dapat bermanfaat. Salam Otomotif

Senin, 25 April 2016

Tipe-Tipe Busi Kendaraan, Kenali Agar Tak Salah Beli

Busi adalah komponen yang bertugas untuk memercikkan bunga api dan terletak menempel pada kepala silinder, percikan bunga api pada busi tersebut digunakan untuk membakar campuran bahan bakar (bensin) dan udara yang sudah dikompresikan di dalam silinder. Nah pada busi ada celah diantara elektroda busi, celah tersebut berfungsi agar arus listrik dapat melompati kedua elektrode itu sehingga terjadilan percikan bunga api. Agar arus listrik dapat meloncati celah pada busi maka diperlukan arus listrik dengan tegangan yang sangat besar, maka dari itu ada komponen yang bernama koil untuk menaikkan tegangan rendah dari accu menjadi tegangan sangat tinggi.


Busi yang biasa kita lihat bentuknya sebagaimana yang kita lihat pada sepeda motor kita, padahal ada beberapa tipe busi yang mungkin bentuknya belum pernah kita lihat sebelumnya. Nah tipe-tipe busi tersebut akan Guru Otomotif bahas dalam artikel ini. Beberapa tipe-tipe busi pada kendaraan diantaranya:

Busi Tipe Standar (Standard Type)

Busi tipe standar ini memiliki ujung elektroda tengah yang menonjol keluar dari diameter rumah yang berulir. Ujung insulatornya berada di dalamnya dan tidak menonjol. Tipe busi standar biasanya digunakan pada mesin-mesin yang pembuatan yang sudah tua. Konstruksi dari busi tipe standar dapat dilihat pada gambar berikut ini:


Busi Tipe Resistor (Resistor Type)

Busi tipe resistor ini adalah busi yang terdapat resistor  yang letaknya ada pada elektroda tengah dekat dengan loncatan bunga api. Besarnya resistor tersebut adalah sekitar 5 kilo ohm.  Fungsi dari resistor tersebut adalah untuk mengurangi gelombang-gelombang elektromagnet yang ditimbulkan oleh loncatan bunga api, sehingga dengan resistor tersebut gangguan atau interferensi radio dan peralatan telekomunikasi yang ada disekitar ataupun yang ada pada mobil itu sendiri dapat dikurangi.

Busi Tipe Elektroda Menonjol (Projected Nose Type)

Busi yang memiliki elektroda menonjol adalah busi yang memiliki ujung elektroda tengah, kemudian ujung insulator juga menonjol keluar. Kelebihan dari busi tipe elektroda menonjol ini adalah suhu elektroda akan cepat naik dibandingkan dengan tipe busi standar, karena tipe busi ini menonjol ke ruang bakar, dengan begitu akan membantu dalam menjaga kebersihan busi. Kelebihan lain dari tipe busi menonjol ini ketika putaran mesin yang tinggi, efek pendinginan yang timbul dari campuran bahan bakar dan udara akan meningkat, dengan demikian maka akan membantu menjaga busi tetap berada pada suhu kerjanya, sehingga dapat menghindari atau mengurangi kecenderungan pre ignition. Konstruksi dari busi tipe elektroda menonjol ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Busi tipe elektroda menonjol ini cocok untuk mesin modern dan tertentu saja, artinya busi tipe ini tidak bisa sembarang dipakai pada kendaraan. Dan oleh karena itu, hindari penggunaan busi tipe elektroda menonjol pada mesin yang tidak direkomendasikan karena bisa menyebabkan gangguan pada katup maupun piston dan bahkan merusak mesin. 

Busi Tipe Percikan Dua Sisi

Busi dengan tipe percikan dua sisi atau nama aslinya semi surfce discharge plugs ini dirancang agar lintasan bunga apinya dapat melompat ke sisi elektroda maupun langsung ke body. Dengan demikian busi tipe ini memiliki keunggulan yaitu terjaga kebersihannya karena percikan bunga apinya mampu membakar setiap deposit atau endapan karbon. Dan dengan memakai elektroda negatif yang ada di sisinya, maka dapat membantu membakar campuran bahan bakar dan udara yang lebih sempurna karena bagian ujung elektroda tengah tidak tertutup dengan elektroda negatif. Konstruksi busi tipe percikan dua sisi atau busi semi surface discharge dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


Busi Tipe Elektroda Platinum

Busi dengan tipe elektroda platinum memiliki kemampuan pengapian yang sama seperti busi tipe percikan dua sisi di atas. Pada busi tipe elektroda platinum ini memiliki ujung elektroda tengah dan elektroda masa yang dilapisi dengan lapisan platinum untuk memperpanjang umur busi. Tipe busi elektroda platinum ini telah beredar dan banyak digunakan walaupun harganya sangat mahal. Perbedaan busi tipe elektroda platinum dengan busi standar atau busi biasa diantaranya:
  • Diameter elektroda tengah pada busi tipe elektroda platinum diperkecil hingga 1,1 mm (sedangkan pada busi biasa diameter elektroda tengahnya 2,5 mm), sementara itu celah elektroda busi tipe platinum adalah 1,1 mm. Konstruksi ini dirancang untuk menyempurnakan kemampuan pengapiannya.
  • Ujung elektroda terdapat lapisan platinum yang berfungsi untuk mengurangi keausan elektroda, keuntungannya yaitu waktu pemeriksaan dan penyetelan celah elektrodanya menjadi semakin lama bahkan hingga 100.000 km.
  • Pada bidang rata bagian segi enamnya memiliki lebar yang lebih kecil yaitu 16 mm, sedangkan pada busi biasa 20,6 mm. Hal ini bertujuan untuk mengurangi berat dan ukuran serta meningkatkan pendinginan busi.
  • Tanpa membuka busi dari mesin, tipe busi elektroda platinum dapat dibedakan dengan mudah dengan busi biasa, pada busi tipe platinum biasanya ada 3-5 garis biru tua ataupun merah yang mengelilingi insulatornya. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar busi tipe elektroda platinum pada gambar di atas.
Itulah tipe-tipe busi pada kendaraan, sekarang sobat sudah dapat membedakan bukan, dan tipe busi apa yang dipakai pada kendaraan sobat? semoga bermanfaat