Kamis, 28 April 2016

Cara Kerja Transmisi Otomatis CVT Sepeda Motor

Transmisi otomatis pada sepeda motor tentu sudah banyak diketahui masyarakat, transmisi otomatis ini identik dengan motor tipe matic atau skuter yang kini tidak hanya digemari oleh kalangan wanita saja, bahkan kaum pria pun banyak yang menyukai sepeda motor matic atau skuter dengan transmisi otomatis. Sepeda motor yang menggunakan transmisi otomatis memiliki keuntungan yaitu tidak perlu menginjak pedal atau tuas transmisi untuk memindahkan gigi transmisi. Hal ini karena pada motor dengan transmisi otomatis dapat berjalan dalam semua kondisi jalan baik jalan datar, menurun maupun menanjak tanpa mengoperasikan tuas gigi transmisi.

Transmisi otomatis yang umum dipakai pada motor skuter biasanya menggunakan V belt atau yang lebih dikenal sebagai CVT (Constantly Variable Transmission). CVT tersebut adalah sebuah sistem transmisi otomatis yang menggunakan sabuk atau belt untuk mendapatkan perbandingan gigi yang bervariasi sebagaimana pada transmisi manual. Konstruksi dari transmisi otomatis dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Dari gambar transmisi CVT di atas dapat diketahui bahwa komponen transmisi CVT terdiri dari dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk atau belt, lalu sebuah kopling sentrifugal (ditunjukkan nomor 6) berfungsi untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas diputar atau dibuka, dan komponen berikutnya adalah gigi transmisi satu kecepatan yang berfungsi untuk mengurangi putaran output mesin. Puli penggerak sentrifugal unit (nomor 1) dikatikan ke ujung poros engkol atau crankshaft dan puli tersebut berfungsi sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentrifugal. Puli yang digerakkan (driven pulley nomor 5) berputar pada bantalan poros utama atau input shaft transmisi. Pada bagian tengah kopling sentrifugal (nomor 6) diikatkan ke puli (nomor 5) lalu ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling (nomor 7) berada di alur poros utama dan memutarkan poros tersebut jika menerima gaya dari kopling.

Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua, dan setengah bagiannya dibuat tetap sedangkan setengah bagian lainnya dapat bergeser menjauhi atau mendekati sesuai dengan arah poros. Ketika mesin tidak berputar, celah puli penggerak (nomor 1) berada di posisi maksimum sedangkan celah puli yang digerakkan (nomor 5) berada di posisi minimum. Untuk lebih jelas perhatikan gambar berikut ini:


Dari gambar di atas kita dapat melihat pergerakkan puli (nomor 2) dikontrol oleh pergerakan roller (nomor 7). Fungsi roller tersebut hampir sama seperti plat penekan yang ada pada kopling sentrifugal. Ketika putaran mesin naik maka roller akan terlempar ke luar dan mendorong bagian puli yang dapat bergeser mendekati puli yang juga diam, sehingga celah pulinya akan menyempit.

Nama komponen:
  1. Ujung poros engkol (crankshaft)
  2. Puli penggerak
  3. Bagian puli penggerak bisa bergeser
  4. Sabuk
  5. Puli yang digerakkan
  6. Poros roda belakang
  7. Roller
Saat celah puli mendekat maka akan mendorong sabuk ke luar. Ini akan membuat puli (nomor 2) berputar dengan diameter yang lebih besar. Kemudian setelah sabuk tidak bisa direnggangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli ke puli yang digerakkan (driven pulley).

Dan jika gaya dari puli mendorong sabuk ke luar dengan gaya yang lebih besar dibanding tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan (driven pulley), maka puli akan tertekan melawan pegas sehingga sabuk akan menjadi berputar dengan diameter yang lebih kecil.  Pada saat ini kecepatan sepeda motor sama seperti pada gigi transmisi kecepatan tinggi. Jika kecepatan mesin rendah atau menurun, roller puli penggerak akan semakin bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak bisa bergeser merenggang. Lalu secara bersamaan tekanan pegas di puli akan mendorong bagian puli yang bisa digeser tersebut, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih besar di bagian belakang dan diameter lebih kecil pada bagian depan. Saat ini kecepatan sepeda motor sama seperti kecepatan gigi rendah pada transmisi manual.

Demikianlah cara kerja transmisi otomatis CVT sepeda motor yang biasa dipakai pada sepeda motor matic atau skuter. Semoga artikel ini mudah dipahami dan bermanfaat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar