Selasa, 18 Oktober 2016

Polusi Gas Buang Motor Bensin dan Motor Diesel

Sobat Guru Otomotif, pernah tidak membayangkan berapa banyak gas buang motor yang dihasilkan oleh kendaraan setiap harinya? Pasti sangat banyak, terlebih jumlah kendaraan setiap hari terus bertambah, hal ini tentu berdampak pada berkurangnya udara bersih disekitar kita. Adanya gas buang motor baik motor bensin maupun motor diesel juga berpengaruh bagi kesehatan kita dan lingkungan kita. Lalu apa saja pengaruh gas buang motor bensin dan motor diesel bagi kesehatan dan lingkungan?

Polusi Gas Buang Kendaraan Motor Bensin

Gas buang pada kendaraan motor bensin pada umumnya terdiri dari gas yang tidak beracun seperti N2 (nitrogen), CO2 (karbon dioksida), H2O (air) serta sebagian gas beracun seperti Nox, HC, dan CO (karbon monoksida). Yang saat ini populer dalam gas buang adalah gas beracun yang dikeluarkan oleh kendaraan seperti pada gambar berikut ini:


Dari gambar di atas bahwa sebagian besar gas buang terdiri dari 72% N2, kemudian 18,1% CO2, lalu 8,2% H2O, lalu 1,2% gas argon, 1,1 % O2, dan 1,1% gas beracun seperti Noc, HC, dan CO dengan jumlah sebagaimana yang tertera pada gambar di atas. Selain dari gas buang, unsur HC dan CO dapat juga keluar dari penguapan bahan bakar di dalam tangki dan blow by gas dari mesin. Maka dari itu perlu diperhatikan juga kondisi tutup tangki bahan bakar ataupun ketika pengisian bahan bakar jangan sampai terlalu berlebihan ketika mengisi bahan bakar.

Pada mesin bensin, emisi gas buang akan meningkat seiring dengan besarnya penambahan jumlah campuran udara dan bahan bakar. Sedangkan pada mesin diesel besarnya emisi bahan bakar dalam bentuk opasitas atau ketebalan asap tergantung pada berapa banyak jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder.

Polusi Gas Buang Kendaraan Motor Diesel

Pada motor diesel, besarnya emisi gas buang dalam bentuk ketebalan asap tergantung dari banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder. Karena pada motor bahan bakar diesel yang dikompresikan adalah udara murni. Sehingga dengan kata lain semakin campurannya kaya maka akan semakin besar juga konsentrasi Nox, CO, dan asapnya. Begitu juga jika semakin kurus campuran maka konsentrasi Nox, CO, dan asapnya juga akan semakin kecil. Polusi emisi gas buang pada mesin diesel dapat digolongkan sebagai; partikulat, residu karbon, pelumas tidak terbakar, sulfat, dan lainnya.

Gas buang pada mesin diesel sebagian besar berupa partikulat dan berada pada dua fase yang berbeda namun saling menyatu, fase tersebut adalah fase padat yang terdiri dari residu atau kotoran, abu, bahan aktif, bahan korosif, keausan metal. Dan fase cair yang terdiri dari minyak pelumas yang tidak terbakar. Gas buang yang berbetuk cair akan meresap ke dalam fase padat. Partikel-partikel tersebut berukuran antara 100 mikron hingga kurang dari 0,01 mikron. Partikulat yang ukurannya kurang dari 10 mikron memberi dampat pada visibilitas udara karena partikulat tersebut akan memudarkan cahaya sekeliling. Dan berdasarkan ukurannya, partikel dapat dikelompokkan ke dalam 3 kelompok:
  1. Ukuran 0,01-10 mikron disebut partikel smog atau kabut atau asap
  2. Ukuran 10-50 mikron disebut debu
  3. Ukuran 50-100 mikron disebut abu

Partikulat pada gas buang mesin diesel berasal dari partikel susunan bahan bakar yang masih berisi kotoran kasar (abu dan debu). Hal itu dikarenakan pemprosesan bahan bakarnya kurang baik. Bahan bakar diesel di Indonesia banyak yang mengandung kotoran seperti pada solar. Biasanya solar tidak berwarna alias bening, tapi yang beredar di sini berwarna agak gelap. Hal ini menandakan bahwa dalam solar tersebut ada kotoran. Maka pada saat terjadi pembakaran kotoran tersebut akan terurai dari susunan partikel yang lain dan tidak terbakar. Dan semakin banyak residu di dalam bahan bakar diesel akan menghasilkan gas buang dengan asap hitam berjelaga.

Selain partikulat-partikulat, gas buang motor diesel lain adalah oli yang tidak terbakar, dan ini penyumbang terbesar pada gas buang. Sebesar 40% berasal dari minyak pelumas dalam silinder yang tidak terbakar selama proses pembakaran di ruang bakar, asap yang dihasilkan akibat oli yang tidak terbakar ini adalah berupa asap keputih-putihan. Semakin banyak minyak pelumas yang terbakar di ruang bakar, maka semakin banyak pula warna putih dalam gas buang.

Sulfur pada bahan bakar berbentuk sulfur organik dan non organik. Pembakaran pada mesin diesel dengan menggunakan bahan bakar fosil akan menghasilkan sulfur dioksida dan sulfur trioksida dengan perbandingan 30:1. Sehingga sulfut dioksida adalah bagian yang sangat dominan pada gas buang mesin diesel. Sulfur dioksida yang ada di udara jika bertemu dengan uap air maka akan membentuk susunan molekul asam. Dan jika dibiarkan maka dapat terjadi hujan asam yang dapar merugikan.


Gas buang diesel (sekitar 8%) adalah kumpulan dari bermacam-macam gas beracun seperti CO, HC, CO2, dan Nox. Gas buang tersebut walaupun jumlahnya kecil namun tetap memberikan andil dalam pencemaran udara. Gas beracun tersebut bisa dikurangi dengan cara menyempurnakan proses pembakaran di dalam ruang bakar, yaitu dengan meningkatkan kemampuan kompresi dan injeksi bahan bakar yang tepat waktu dengan jumlah bahan bakar yang lebih sesuai. Bahan bakar yang tidak terbakar setelah proses pembakaran ada sekitar 7% dari seluruh gas buang diesel. Bahan bakar yang tidak terbakar biasanya berupa karbon yang terpisah dari HC karena perengkahan selama terjadi pembakaran di dalam ruang bakar. Semakin banyak bahan bakar yang tidak terbakar dan keluar ke udara luar, maka akan semakin hitam warna asap gas buang yang dikeluarkan mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar