Rabu, 16 November 2016

Kenapa Firing Order Pengapian Kendaraan Tidak Dibuat 1-2-3-4

Firing order adalah urutan suatu langkah pengapian pada kendaraan yang memiliki silinder atau ruang bakar lebih dari satu, misalnya pada mobil. Firing order menentukan silinder mana yang sedang mengalami langkah usaha, langkah buang, langkah masuk, dan langkah kompresi. Untuk memahami firing order, sobat harus memahami sistem pengapian terlebih dahulu, baik sistem pengapian konvensional maupun sistem pengapian elektronik semuanya pasti menggunakan firing order dalam  urutan pembakaran atau kerjanya.

Urutan firing order sangat bermacam-macam tergantung dari jumlah silindernya, dan urutan firing order biasanya 1-3-4-2 atau 1-3-2-4 atau 1-2-4-3 artinya dari sekian jenis urutan firing order tersebut tidak ada yang urutannya 1-2-3-4 atau secara berurutan. Dan jika dipikir kenapa firing order tidak dibuat 1-2-3-4 sehingga lebih runtut dan kita yang menghafalnya pun menjadi amat sangat mudah karena sudah diurutkan. Adakah sobat tau apa alasan firing order dibuat tidak runtut 1-2-3-4? 

Seandainya firing order dibuat secara runtut 1-2-3-4 maka putaran mesin akan menjadi tidak stabil, oleh karena pembagian tenaganya yang berurutan dari ujung kanan ke ujung kiri. Sehingga agar mesin menjadi lebih stabil maka firing order atau FO dibuat tidak runtut dari kanan ke kiri, atau kiri ke kanan, tapi ada jeda misalnya 1-4-3-2. 

Hal ini sama saja dengan pertanyaan kenapa langkah kerja semua piston tidak dibuat sama pada setiap langkahnya. Misalnya semua piston sama-sama bekerja menghisap, sama-sama mengkompresi, sama-sama usaha dan buang dalam waktu yang bersamaan. Jika seperti itu maka mesin akan menjadi tidak stabil dibandingkan dengan bekerja sesuai firing order. Karena mesin yang dibuat dengan banyak silinder tujuan utamanya bukan sekedar untuk menambah kecepatan, melainkan agar mesin kendaan menjadi lebih stabil karena tenaganya disalurkan secara bergantian.

Kita dapat merasakan mesin kendaraan khususnya mobil menjadi pincang ketika salah satu atau salah dua dari businya mati. Maka mesin pasti akan terasa pincang karena ada salah satu/dua tenaga yang hilang, sehingga kestabilan kerja mesin menjadi terganggu. 
Itulah alasan kenapa firing order pengapian kendaraan tidak dibuat 1-2-3-4. Semoga mudah dipahami dan jika ada yang keliru atau ingin menambahkan silahkan via komentar di bawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar