Sabtu, 26 November 2016

Komponen Sistem Pengapian Konvensional DC Pada Sepeda Motor

Komponen Sistem Pengapian Konvensional DC Pada Sepeda Motor – sistem pengapian konvensional merupakan sistem pengapian yang masih menggunakan platina untuk memutus arus primer koilnya. Walaupun saat ini platina sudah semakin jarang digunakan dan digantikan dengan CDI. Sistem pengapian konvensional pada sepeda motor berdasarkan jenis sumber tegangannya dibedakan menjadi 2, yaitu sistem pengapian konvensional  DC (Direct Current) dan sistem pengapian konvensional AC (Alternating Current). Sistem pengapian konvensional AC menggunakan alternator sebagai sumber tegangannya sehingga arusnya bolak-balik, sobat Guru Otomotif dapat membacanya pada artikel cara kerja sistem pengapian magnet pada sepeda motor. Sementara itu sistem pengapian DC menggunakan baterai sebagai sumber tegangannya, sehingga arus yang digunakan adalah searah. Di artikel ini Guru Otomotif akan membahas apa saja komponen sistem pengapian konvensional DC pada sepeda motor. Berikut ini komponen-komponennya:


Baterai
Baterai adalah sebuah alat elektrokimia yang dirancang untuk mensuplay energi listrik bertegangan rendah ke beberapa sistem pada sepeda motor, misalnya sistem pengapian, sistem strarter, sistem penerangan, maupun komponen listrik lainnya. Baterai pada sepeda motor memiliki kapasitas 6 volt atau 12 volt. Baterai menyimpan energi listrik dalam bentuk kimia yang akan dikeluarkan ketika diperlukan dan sesuai dengan beban yang dibutuhkan.

Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi sebagai saklar utama yang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan rangkaian kelistrikan pada sepeda motor.

Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan yang didapat dari sumber tegangan (baik baterai atau alternator) menjadi tegangan tinggi yang dibutuhkan sistem pengapian. Di dalam koil pengapian terdapat dua kumparan atau lilitan, yaitu kumparan primer koil dan kumparan sekunder koil. Jumlah lilitan kumparan primer koil lebih sedikit dari pada kumparan sekunder koil, karenanya tegangan yang dihasilkan ketika terjadi induksi diri pun lebih besar pada kumparan sekunder.

Kontak Platina
Kontak platina berfungsi untuk memutus arus listrik yang mengalir pada kumparan primer koil, hal ini untuk dihasilkan induksi diri pada kumparan sekunder (ketika arus di kumparan primer diputus), munculnya induksi diri pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang selanjutnya digunakan untuk memercikkan bunga api.

Nok (Cam)
Nok berfungsi untuk membuka kontak platina dalam waktu yang tepat.

Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyerap loncatan bunga api pada kontak platina pada saat platina mulai membuka, tujuannya adalah untuk meningkatkan tegangan pada kumparan sekunder koil. Ketika loncatak bunga api pada koil tidak dihilangkan oleh kondensor, maka arus akan tetap mengalir pada kumparan primer koil, silahkan baca artikel inilah dampak jika kondensor pengapian rusak.

Busi
Busi berfungsi untuk mengubah arus listrik bertegangan tinggi menjadi percikan bunga api yang keluar melalui celah elektroda busi.
Demikianlah artikel tentang komponen sistem pengapian konvensional DC pada sepeda motor, semoga bermanfaat. Silahkan dishare.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar